Stuck In Love (2012)
Tadinya gue sempet ragu untuk menonton film ini
gegara melihat posternya yang berisi gambar 5 orang secara terpisah. Desain
poster semacam ini biasa dipakai untuk menunjukkan bahwa terdapat beberapa
kisah yang berbeda dengan lebih dari satu tokoh utama dan itu artinya akan ada
banyak penceritaan yang sangat dimungkinkan akan membuat masing2 cerita terasa
sangat dangkal dan nanggung. Tapi untungnya.. I was wrong
Seperti yang gue duga, Stuck in love memang
menyajikan beberapa kisah yang berbeda dari 3 tokoh utama yang saling berhubungan.
Tersebutlah Bill, seorang penulis ternama yang memperoleh banyak penghargaan
dan ketenaran. Bill memiliki dua orang anak bernama Samantha dan Rusty yang dia
arahkan untuk menjadi penulis seperti dirinya. Usaha Bill tidaklah sia2,
Samantha telah berhasil menghasilkan buku pertama dan telah diterbitkan dan Rusty
menunjukkan potensi sebagai penulis yang brilian.
Film ini mostly
bercerita tentang bagaimana sebuah kehidupan
pribadi dan juga cara pandang terhadap sesuatu menjadi faktor yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses mencipta bagi seorang penulis. Banyak sekali pemikiran2
yang gue dapat dari film ini. Misalnya tentang inspirasi yang mendasari seorang
penulis untuk bisa menciptakan karya yang cerdas, seperti keluarga ini. Bill
kehilangan inspirasinya untuk menulis sejak bercerai dengan istrinya 3 tahun
yang lalu. Sedangkan Sam mampu menghasilkan bukunya dari rasa tidak percayanya
pada keberadaan cinta yang mulai muncul sejak memergoki ibunya berselingkuh dengan
pria lain dan melukai perasaan sang ayah. Beda lagi dengan Rusty, seorang
tipikal anak rumahan yang memiliki kisah klasik anak remaja, ya..dia jatuh
cinta pada seorang gadis cantik di kelasnya dan tidak pernah punya keberanian
untuk mengungkapkannya.
Film Stuck in Love adalah film sederhana yang
tidak ‘ribet’ dalam perumusan masalahnya. Ketiga tokoh utama ini memiliki
dinamika percintaan yang sangat berbeda namun tidak ada satupun yang terlihat
dangkal dan menjemukan. Greg Kinnear yang memerankan tokoh Bill tentu punya
andil besar dalam menunjukkan kesederhanaan film ini. Dengan tingkah Bill yang
sedikit creepy namun lucu digambarkan
melalui kebiasaanya menyelinap di pekarangan sang mantan istri untuk melihat
apakah mantan istrinya ini bahagia atau sebaliknya bener2 keahlian dari seorang
Greg Kinnear.
Selain kisah percintaan dari ketiganya,
pemaparan hubungan antara ayah dan anak atau kakak dengan adik juga menjadi
kekuatan dalam film ini. Misalnya saja ketika Rusty sedikit cemburu saat buku
Sam telah diterbitkan. Bill mendorong Rusty untuk memiliki keberanian menghadapi hidup dan mengeksplorasi dunianya
agar mampu menjadi seorang penulis sebenarnya, seperti yang telah dijalani oleh
Sam. Bill bilang bahwa seorang penulis adalah rangkuman dari pengalaman2
hidupnya. Apa yang dia tulis adalah apa yang dia tangkap dari lingkungannya,
dari dunianya. Sejak saat itulah, Rusty mengambil gilirannya dalam mengumpulkan
keberanian untuk memulai petualangannya dimulai dengan berbicara pada gadis
yang dia suka.
Pembangunan hubungan antara Samantha yang tidak
percaya cinta dan menyebut dirinya realistis dengan sang adik yang punya
keyakinan total kebalikan dengan dirinya juga berjalan sangat smooth dan ngena. Misalnya scene
dimana Sam turut menangis melihat kesedihan Rusty karena pacarnya terluka bener2
mampu memperlihatkan gambaran sebuah keluarga tidak utuh yang sempurna.
I love this
movie, a lot. khususnya karena film
ini bercerita tentang perjalan hidup seorang penulis. Mungkin ini sedikit
keluar dari konteks ya tapi I really really
really really enjoyed it *oke ini lebay*
Sebagai seseorang yang suka menulis namun punya
kemampuan pas2an, gue sadar betul bahwa nggak semua orang punya bakat untuk
menjadi penulis yang cerdas. That is why sometimes
I wanna give up on this dream to be a writer but my other side will always be
there and successfully denied it. Ya coba aja ya liat perbandingannya..gue selalu menganggap bahwa JK Rowling dan
Suzanne Collins bisa seperti sekarang karena pastinya mereka lebih suka hidup
di kepala mereka dibandingkan menghadapi kenyataan dan mungkin ada kehidupan
yang mereka korbankan untuk itu.Gue nggak cukup gila dan berani untuk lebih banyak hidup di khayalan karena perut ini juga butuh makan *gue lemaahhh*
Namun stuck in love menunjukkan
hal berbeda. Keluarga Bordens menulis apa yang mereka rasakan, mereka
menguraikan kembali apa yang mereka pelajari dari kehidupan. They live their life and then they write it.
Menulis adalah tentang menguraikan hal-hal luar biasa yang terjadi pada diri
kita, entah itu hal baik ataupun hal paling buruk sekalipun agar kita lebih
memahami apa yang telah kita alami dengan lebih bijaksana. Dari film ini,
tetiba gue ngerasa ‘oke, mungkin gue punya sedikit kesempatan’. and that’s it. that is the ‘why’ factor.
I do love this movie, I really
really do.
Menulis itu, 11 12 sama kehidupan pribadi. Tapi dari tulisan itu, justru jadi seperti membocorkan kehidupan diri sendiri...
BalasHapushahaha, dengan kata lain, menulis cerita 11 12 sama tsurhat
BalasHapus