Locke (2013)
Beberapa hari
yang lalu, salah satu partner in crime
gue di kantor berhasil memperdaya gue untuk nonton film di sela-sela deadline hanya dengan satu matra
sederhana.
“Ya, tonton ini…ada Tom Hardy nya”
Iya, salah
satu matra terkuat yang pernah ada di abad ini walaupun masih kalah kuat dari ‘Ya, tonton ini..ada Channing Tatum
nya’ dan ‘Ya,..yang ini ada Tom
Cruise nya’ . Well…gini2 gue itungannya masih cewek normal dan asal kalian
tahu, cewek normal always drools over
Channing Tatum, Tom Cruise maupun Tom Hardy *That’s what girls do, so take it or leave it :p*
Picture taken from here
Locke.
Locke, lebih
kebaca seperti locked (kekunci) sih sebenernya karena memang selama 85 menit
film ini diputar, settingnya cuma ada di satu tempat yaitu di dalam sebuah
mobil yang berjalan. Udah gitu doang.
Iya, sekali
lagi gue tekankan, udah settingnya gitu
doang. Jadi persiapkan diri kalian untuk melihat variasi visual yang hanya
terbatas pada jalan gelap, lalu lintas biasa, kaca spion mobil dan ya…muka Tom
Hardy yang disini dibikin berewokan *I can
deal with that actually*
Lalu cerita
macam apa yang disajikan dengan template
adegan satu.manusia.lagi.nyetir pada keseluruhan jalannya film? jadi disini
ceritanya Tom Hardy berperan sebagai Ivan Locke, seorang project manager yang bertanggung jawab dalam proyek pengecoran
sebuah bangunan spektakular di Eropa *gue nggak begitu yakin negaranya apa*.
Suatu hal yang tidak terduga terjadi tepat sehari sebelum eksekusi proyek
terjadi. Masalahnya adalah, kejadian tidak terduga itu terjadi di London, which is kalau mau kesana dibutuhkan
waktu berjam2 dan of course itu tidak
mungkin dilakukan mengingat Ivan adalah penanggung-jawab yang harus stand by di lokasi proyek. Namun sebagai
catatan, tidak ada dilemma yang terjadi pada permasalahan yang satu ini karena
Ivan saat itu juga langsung memutuskan untuk pergi ke London, jadi konfliknya
lebih kearah bagaimana Ivan mencoba untuk tetap bertanggung jawab pada
pekerjaannya dengan cara menghandle segala
urusan via telepon.
Oke, udah ada
satu part lagi yang muncul berarti ya
…setelah ‘satu orang manusia’ plus ‘nyetir sebuah mobil’ sekarang ada tambahan
plus lagi yaitu ‘nelpon orang ini-itu’. great!
Melaui background cerita seminim ini, sudah
merupakan suatu keharusan bagi sang sutradara maupun penulis cerita untuk
sekuat tenaga mem-backup kekurangan
variasi visual ini melalui penguatan pada aspek-aspek lainnya. Konflik yang
dihadapi Ivan dibuat lebih dari sekedar seorang atasan yang heboh nyuruh
bawahannya ini-itu. Ada konflik lain yang tidak kalah besar yang harus dihadapi
Ivan dan tentunya penekanannya lebih kepada mental bukannya fisik. Nah,
disinilah gue mulai menyadari bahwa naskah merupakan faktor yang sangat krusial
dalam pembangunan akrakter sebuah film. Dialog-dialog yang disajikan dalam
interaksi Ivan dengan berbagai orang yang dihubunginya secara sederhana
membantu kita menggambarkan tentang siapa saja orang-orang di sekitar Ivan,
masalah apa yang membuatnya meninggalkan proyek yang sedemikian besar dan
bagaimana karakter Ivan yang sebenarnya dilihat dari caranya mengatasi masalah
demi masalah yang datang secara bertubi-tubi.
Kekuatan film
ini dipertaruhkan pada kepiawaian berakting Tom Hardy dan kuatnya naskah yang
tersusun oleh dialog demi dialog yang diuntai tanpa terputus. Ada satu titik
dimana Ivan juga diperlihatkan sedang bicara sendiri seolah-olah sedang bicara
dengan sang ayah yang telah tiada. Hal ini gue duga digunakan sebagai
pendekatan untuk memperkuat karakter dan motiv Ivan dalam mengambil berbagai
keputusan.
Secara keseluruhan,
dengan ide cerita yang cukup berani dan lumayan nggak biasa ini, film Locke
telah berhasil menyajikan cerita yang mampu menarik penontonnya dan menjaga
mereka untuk tetap mengikuti jalannya cerita sampai 85 menit full. Akan tetapi pada bagian akhir cerita,
daya tarik yang telah berhasil menguraikan konflik yang cukup dalam ini malah
berbalik ngebikin gue geregetan setengah mati karena dieksekusi dengan sebuah
akhir yang menurut gue kurang bijaksana. Masalah-masalah yang dihadapi Ivan
tidak serta merta selesai saat perjalanan Ivan sudah hampir mencapai titik
akhir. Tidak ada itu adegan dimana at
least Ivan bisa ngebuka pintu, beranjak keluar dari mobil, berdiri, *plus
ngulet-ngulet maybe* dan menghirup
udara luar sambil meyakinkan gue dia nggak kena ambeyen gegara nyetir
semaleman.
Yeah, pada
intinya gue semacam kecewa sama endingnya.
Akan tetapi apabila dilihat secara keseluruhan, film ini oke lah buat dinikmati
khususnya bagi orang-orang yang bener-bener punya ketertarikan khusus pada
cerita yang berbobot dan nggak begitu menuntut hingar bingar visual effect atau apalah itu namanya.
Komentar
Posting Komentar
Find de lesson already?
I hope so.
thanks for the comment anyway :D