Whiplash (2014)
Apparently, benar apa kata sodara tiri gue, setiap ambisi
punya harganya sendiri-sendiri. Bahkan ketabrak truk termasuk ke dalam salah
satu harga tersebut. Gimana bisa? well
itulah kenapa gue ingin bercerita tentang film Whiplash ini.
Whilpash
mengisahkan tentang seorang mahasiswa jurusan musik bernama Andrew Neyman.
Muda, berbakat, introvert, nerd, dan pekerja keras adalah kombinasi yang cocok untuk
membentuk satu ambisi besar yang bisa diperjuangkan. Pada tahun pertamanya di
kampus, Andrew telah berhasil menarik perhatian Terence Fletcher, seorang guru
musik yang sangat expert namun juga terkenal ‘killer’. Fletcher sedang mencari
pemain drum cadangan untuk bandnya yang akan menghadapi kompetisi dan pilihan
itu jatuh kepada Andrew.
Bangga
dong ya kepilih untuk bergabung dengan band elite di sekolah yang isinya senior
semua? Itulah yang dirasakan Andrew ketika Fletcher menunjuknya sebagai pemain
cadangan. Namun Andrew tidak tahu bahwa akan ada banyak hal yang terjadi dan
hidupnya tidak akan pernah sama lagi *sinchan ketawa antagonis dari kejauhan*
Pada
hari pertamanya mengikuti latihan, Andrew dipermalukan habis2an. Gue miris
banget pas adegan ini. Tapi ternyata rasa miris ini belum seberapa bila
dibandingkan dengan rasa miris – rasa miris lain yang datang silih berganti
seiring dengan berjalannya adegan demi adegan. Misalnya saja saat Andrew
diminta untuk menyamakan tempo sesuai dengan kemauan Fletcher -which is really absurd-, gue masih tetap
nggak ngerti bagian mana yang dibilang fals bahkan sampai pada detik Andrew
dilempar kursi karena basically gue
pikir tempo Andrew sama saja =p
Gue
nggak bisa bercerita banyak karena takutnya nanti malah spoiler –lagi-. Yang
jelas, Whiplash menyuguhkan begitu banyak emosi yang bisa2 dengan dosis
tingginya ini para penonton menjadi ikutan gila. Disini lo akan disiksa dengan
kenyataan bahwa being good is never good
enough. Disini lo akan melihat keputusan yang kadang kurang bijak akhirnya diambil,
komitmen mana yang harus dikorbankan dan bagaimana komentar orang bisa benar2
menyakiti hati. *Balik lagi ke ‘harga’ yang harus dibayar untuk sebuah ambisi*
Akan
tetapi, justru karena itulah gue sangat mengapresiasi usaha Andrew untuk terus
bertahan sampai akhir meskipun di sisi lain sulit untuk bisa iba dengan
karakternya yang nggak sepenuhnya plain white dan teraniaya. Dia mengajarkan
bahwa kita nggak boleh menyerah hanya karena orang lain bilang bahwa kita nggak
cukup baik. Well, untuk nangkep
maksud gue, you guys should really see
how he refused failing.
Pelajaran
lain yang gue dapat dari Whiplash adalah tentang pentingnya peran pendukung
dalam sebuah cerita. Seriously, tanpa
adanya Fletcher, film ini bisa saja hanya menjadi another musical movie with no deep purpose but berisik di telinga. Dan
tanpa adanya aktor yang tepat untuk memerankan Fletcher, semisal anggap sajalah
bukan J.K Simmons yang ditunjuk untuk megang peran ini, gue punya keraguan besar
bahwa konsentrasi ‘pengen.ngeracun.fletcher.’ yang terakumulasi di dada gue
nggak akan bisa sepekat ini. Kepala botaknya itu looohh, ampun deh pengen gue
celupin ke kawah merapi.
Komentar
Posting Komentar
Find de lesson already?
I hope so.
thanks for the comment anyway :D