Postingan

#10. "doing a little thing"

Hari ini adalah hari jumat, dan itu berarti...semua hariku tertambat di kost, yang biasanya kuisi dengan tidur, makan, nonton film, tidur, makan dan tidur. I am okay with that tapi mataku sedikit terganggu hari ini saat melihat bapak kost sudah mulai membawa-bawa kursi panjang ke beranda kostku, secara normal...jika Ibu kost sudah melihat gelagat aneh pak kost yang seperti itu, beliau pasti akan mengeluarkan kekhawatirannya dengan intensitas suara yang keras dan kadang sangat mengganggu pendengaran. tapi hari ini tidak...bapak kost tampaknya tahu kalau ibu kost sedang tidak ada. beliau dengan sigapnya menaruh kursi panjang tepat di bawah genteng dan...beliau menanjatnya sesuai dengan dugaanku. pernahkah aku cerita tentang bapak kost yang sering lupa bahwa umurnya itu sudah tergolong manula?, ibu kost sering hampir terkena serangan jantung saat tiba-tiba beliau mendapati bapak kost sedang nangkring diatas kursi tinggi, atau di pohon jambu, atau di pohon-pohon yang lain. ckckck......

#9. My Ninth...

Pernah merasa marah? aku pernah. dan saat ini aku sedang marah... itu jadi pembelaanku kenapa aku malah online di  laboratorium kampus saat ini padahal ada kelas perencanaan permukiman yang harusnya akau ikuti di lantai dua. tadi pagi derajat semangatku saat berangkat ke kampus adalah 10 persen dan itu kuanggap sudah yang paling buruk sejak aku sering mual-mual 3 hari yang lalu -baru nyadar ternyata kondisi fisik bener-bener pengaruh sama yang namanya mood- dan 2 jam kemudian, saat aku sudah berada di kampus..., angka yang tadinya menunjuk 10 % dan kuanggap sudah paling buruk sehingga nggak akan ada sesuatu yang lebih buruk bisa terjadi ternyata belum cukup buruk hingga mendadak derajat semangatku turun menjadi 3% dan itu baru yang bisa disebut sebagai situasi terburuk. I dont know why ..., ok.ok. aku mengaku...aku jelas tahu apa alasanya tapi aku tidak bisa men- share disini atau bisa-bisa 2 hari kemudian namaku akan terpampang di infotaiment sebagai tersangka utama pence...

#8. eight..."upside down"

u pside down ...terjungkir dan terbalik. itulah dunia, itulah nasib, dan itulah cerita... bayangin kalau kau  harus membaca novel setebal 700 halaman dan ceritanya hanya datar-datar saja, pastinya nggak akan seru kan? mana ada best seller yang tidak mempermainkan emosi pembacanya. huh...ya, mudah saja bilang 'tidak akan seru', karena yang kita baca bukanlah cerita kita, bukan kita yang menjalaninya, lalu, bagaimana kalau kita yang jadi aktor didalamnya?, bagaimana kalau kita yang terjungkir dan terbalik?, yang menjadikan cerita kita seru di mata orang lain? I dont think so, salah satu temanku pernah bilang bahwa nasib kita itu seperti roda yang berputar, kadang diatas dan kadang di bawah. lalu aku bertanya padanya, bagaimana kalau besar roda nasib setiap orang itu berbeda-beda, yang siklus perputarannya juga tidak sama? disaat yang satu sudah mencapai puncak rodanya dan yang satunya lagi masih terhambat di tengah-tengah putaran, disaat roda yang lebih kecil berputar dengan...

#7. The seventh...

nice day... mau tahu alasannya kenapa?, karena aku bisa melakukan pemberianku bahkan sebelum aku sempat memikirkannya. pagi ini, saat aku turun dari bus menuju kampus..., aku berpapasan dengan seorang kakek yang tuaaaa banget sedang berjalan dengan topi yang dipegangnya di tangan kiri dengan posisi dibalik. aku tahu apa itu maksudnya, tapi dia tidak meminta, dia hanya berjalan tanpa sendal menyusuri trotoar dengan muka lelahnya yang membuatku tidak tega. saat dia melintas di depanku, aku hanya diam saja, tapi mataku tak bisa berpaling darinya sehingga setelah dia sudah 200meter -kira-kira- dariku aku balik mengejarnya sambil mengambil uang di saku ku -jangan bayangin adegan-adegan film dimana sang aktor utama mengejar kekasihnya yang hampir naik pesawat, atau kereta, atau bus, atau apapun karena ini sama sekali tidak seperti itu!-, sang kakek tersenyum lebar padaku dan dia benar-benar tampak senang, bukannya sok tahu tapi kurasa dia bersyukur karena punya cukup uang untuk membeli sa...

#6. My sixth...

I am not in a good mood today. dan mood bisa saja merusak semua hal yang dirangkai di hari sebelumnya. begitu juga dengan komitmen memberiku... tadinya aku benar-benar tidak peduli apakah aku sudah melakukan pemberian atau belum, dan dengan emosi yang mengendalikan fikiranku, tiba-tiba 29 challenge terdengar begitu konyol dan desperate. aku memutuskan untuk berhenti dari tantangan ini, tapi... masa iya begitu saja?, ini baru 6 hari dan hanya karena ada beberapa hal yang berjalan dengan buruk bukan berrti aku bisa seenaknya mengacaukan segalanya -walaupun secara teknisnya bisa karena ini adalah hidupku dan aku bisa melakukan semua yang ku mau-. saat terbaring di tempat tidurku aku mulai berfikir lagi...aku mencoba mengingat keseluruhan hari dan mencari tahu apa akar dari buruknya hariku hari ini. dan aku mendapatkannya... aku juga ingat bahwa ternyata aku sudah melakukan pemberianku. tadi siang, aku berbagi makanan pemberian ibu kost dengan teman-temanku di kampus. aku senang mereka...

#5. My fifth gift… “I don’t get it”

Kalian boleh bilang kalau aku lebay setelah membaca tulisan ini, tapi…jangan melontarkan komen nya sekarang, sepakat? Hari ini aku sedikit tercengang –aku tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk mencurahkan ekspresi ini- saat melihat tetangga di depan kostku bertengkar dengan hebatnya. Seorang anak perempuan seumuranku dengan sang Ibu. Aku tidak mengerti kenapa sampai ada pertengkaran yang begitu menyeramkannya –apa tadi aku sudah menjelaskan bahwa ada piring dan barang-barang rentan pecah yang ikut ambil andil dalam pertengkaran tersebut?-. Aku tahu alasan pertengkaran mereka tapi menurutku itu tidak bisa dijadikan alasan seorang anak sebegitu marahnya pada sang ibu, bagaimanapun juga itu ibunya kan? Aku hanya…aku hanya tidak mengerti, aku benar-benar tidak mengerti. Diam-diam aku bersyukur, meski aku tahu hubunganku dengan orang tuaku tidak bisa digambarkan dengan istilah home sweet home , tapi paling tidak aku tidak pernah punya alasan untuk meneriaki mereka dengan suara yang...

#4. My fourth gift… “3 gifts ; Emil, video klip dan film”

Gambar
ok,…sebenarnya aku tidak ingin membuat blog ini seolah adalah diary ku, tapi karena ada jurnal –sekali lagi, JURNAL- yang harus kubuat, maka itulah yang sedang kulakukan. Aku pernah mengatakan bahwa sebenarnya filosofi memberi sama dengan menerima, dan hari ini… aku sedang belajar menghargai pemberian dari orang lain, dan asal kalian tahu, bagiku terkadang, menghargai adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan, terutama jika harus menghargai pemberian berupa hal-hal yang aku anggap, uhm…weird?, no,no,no, hanya sesuatu yang terasa berada di luar duniaku. aku menerima ‘Emil’ things dari salah satu sahabat baikku hari ini, dan itu baru permulaan. Aku juga mendapatkan video –tepatnya DUA buah video- “cowok-cowok cantik Korea” –atau Taiwan?, atau Jepang?, aku tahu aku payah karena membedakannya saja aku tidak bisa-, hal tersebut adalah 2 dari beberapa hal yang aku klasifikasikan kedalam ‘hal gaib’ yang sangat jarang tersentuh olehku. selain itu aku juga menerima dua buah film bergenre drama...