Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Aksi dan Reaksi

Akhir2 ini sejak kelulusan gue dan melesetnya target jangka pendek gue untuk bekerja di bulan Juni, gue merasa bahwa situasi gue sedang sampai pada titik terendah dalam siklus hidup gue. I need to work at a place where a deadline is a routine. I have to earn money for myself, I need to (re)start searching for a job to calm down my mom I dunno, I just can’t easily accept that the whole thing runs differently. Dalam titik terendah ini, gue jadi sadar bahwa hidup nggak cukup dengan senantiasa berbuat baik dan berharap hal baik juga akan terjadi pada diri kita. Ngasih kursi kita buat nenek2 renta di bus atau nyumbang mie instan sekardus buat korban bencana alam does make us feel better, but it doesn’t work the same with our situation, it can’t fix anything wrong in our life. Iya, hidup bukan sekedar tentang aksi. Tapi hidup juga adalah tentang reaksi. We act nice, we’re doing fine, we always try to keep it that way. But no, not with the reaction, we have nothing t

Ilmu Taraf Dewa

Ah senangnya bisa ngepost rada rutin lagi… Meskipun posting di jam 1 dini hari begini, meski di page yg di minimize kerjaan masih numpuk, meski badan sudah pegel, tapi Alhamdulillah nyawa gw masih utuh. Haha..masalahnya hari ini gw gatel banget mau cerita soal kerjaan Kapan itu di post sebelumnya, gw pernah cerita bahwa dengan kerja disini, gw pengen menguji keimanan gw terhadap aliran pesimistik yang selama ini gw yakini. Iya, aliran paling logis dimana gw percaya bahwa ilmu PWK terlalu mulia dan belum bisa diterima di Indonesia, khususnya di kalangan birokrat kita. Nah..di hari kamis, gw mendapatkan kesempatan itu. Gw ikut rapat koordinasi bareng para tetua pusat studi which is kebanyakan adalah ahli di bidangnya untuk ngebahas hasil pengumpulan fakta dan analisa dari wilayah yang akan kami rencanakan. Dalam jadwal yang gw dapat, acara dimulai pukul 16.00 sampai 22.00 di salah satu hotel yang ada di jakal –ini ngapain aja rapat nyampe 6 jam-. Disana, selain tim p

Kerjaan Saya as damn as Oseng Pare

Pada post sebelumnya, gw sudah sempat menyinggung kalau sekarang gw magang di salah satu pusatnya proyek dosen-dosen jurusan gw. -Ya, Gw nyebutnya pusat proyek, tapi untuk kebanyakan orang tempat ini lebih dikenal dengan nama pusat studi-. Di sana isinya boleh dibilang adalah spesies planner semua dan kebanyakan satu jurusan dengan gw, mulai dari yang angkatan purba sampe adik tingkat semua ada disitu, jadi untuk masalah adaptasi Alhamdulillah I don’t get any trouble , malah auranya berasa di studio aja..apalagi salah satu sodara tiri gw juga magang disitu, jadi I feel like I am home!. Sedangkan kalau dari segi pekerjaan, yang kami kerjakan juga sama seperti yang biasa kami kerjakan di studio. Mulai dari membuat RTR, RDTR, RTRW sampe rencana strategis dengan scope satu Indonesia baik dari daerah terpencil sampai yang sudah urban banget. Intinya adalah, semua adalah proyek pembuatan arahan dan aturan pengembangan wilayah. Namun, bedanya dengan studio of course kerjaan ini r

Belajar-Hidup-Mandiri

Beberapa hari yang lalu, aku dapat kabar kalo salah satu orang tua dari teman sekelasku meninggal. Yeah…berita duka yang kudengar untuk kesekian kalinya selama masa kuliah. We are 22 now, that’s the phase when we gonna face those kind of situation . Kalo menurut itung2an, kata orang..umur 20an adalah umur yang wajar untuk kehilangan orang tua, secara mereka juga turut menua sejalan dengan kita. Well ..sebenernya aku masih nggak bisa nangkep maksud dari sebuah ungkapan yang mengkolaborasikan kata ‘wajar’ dan ‘kehilangan orang tua’ dalam satu kalimat . I mean, come on dude !! Itu bapak ibu elu, meskipun secara logika emang bener, tapi istilah wajar kok kayaknya adalah hasil pemilihan diksi yang rada sambleng ya. Ah yasudalah. Let’s move on.. Setelah mendengar kabar itu, aku jadi kepikiran orang tuaku sendiri. Mereka juga sudah menua. Bahkan ibu juga fisiknya sudah nggak setangguh dulu lagi. Ibu sudah sering sakit sekarang. Yaa..gimana nggak sering sakit kalau harus nyetir