Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Semisal Saya Adalah Taylor Swift

Berawal dari percakapan normal dengan seorang teman yang sejatinya suka sekali membaca ramalan/zodiak, didapatkan kesimpulan bahwa saya sebagai seorang GEMINI memiliki kecenderungan untuk mengingat-ingat masa lalu. Yep, walopun saya nggak percaya sama yang begituan, pada faktanya memang benar saya adalah tipikal orang yang susah move on dari kesalahan-kesalahan yang kalo ditelusuri lebih lanjut memang sebenernya sudah layak untuk digolongkan sebagai masa lalu. Misalnya saja posts terdahulu di dalam blog ini, atau bahkan post ini. post yang sudah nangkring di layout nya dan sudah bisa diakses oleh semua orang di luar sana Kadang posts ini berisi hal-hal ganjil yang kalo dibaca lagi terkesan nista banget dan nggak jarang saya merasa jijik sendiri karena kok bisa2nya nulis sealay itu. Sungguh. Contoh lain adalah riwayat di facebook. Ada nggak yang pernah kepoin dirinya sendiri di pesbuk mulai dari jaman2 awal punya pesbuk? Kalo saya, sudah jangan tanya. Ada kalanya

Pemimpin Dunia Bisa Siapa Saja

Yang indah dari masa kuliah adalah, setiap orang memiliki kebanggaan dan kenarsisan tersendiri karena ilmu yang mereka pelajari. Beberapa hari yang lalu, masih terkait dengan post sebelumnya, aku memiliki kesempatan untuk mengikuti stadium general di jurusan teknik elektro tentang persatelitan. Menjadi satu-satunya anak tata ruang di tengah-tengah puluhan anak teknik elektro? Waw. Nggak pernah kebayang sama sekali olehku. Aku mendengarkan dengan baik setiap materi yang disampaikan karena persatelitan adalah tema yang sumpah belum pernah kupelajari sebelumnya. Ilmu baru selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk di pelajari, begitu pula dengan ilmu persatelitan ini. Selama berjam2 berada di ruangan itu, mendengarkan pembicara bergantian menyampaikan materi dengan aura kecintaan yang terlihat jelas ketika mereka bicara, aku seolah memasuki sebuah dunia baru yang dipenuhi oleh orang gila, yep..orang gila versi elektro. Yang kurasakan saat itu adalah perasaan antara senang kar

Ketika Idealisme itu –ternyata- ada

Idealisme? Pftttttt I don’t even think I have one of those abstract stuff, seriously. Yeah, sebenernya setahuku aku memang bukanlah orang yang mengedepankan idealisme, khususnya dalam hal kerjaan serta bidang yang akan aku geluti di masa depan. Yep..idealisme yang tercermin dari keinginan setiap mahasiswa PWK yang ingin bekerja sebagai urban planner yang suatu saat nanti bisa mengubah dunia dengan tangannya seperti John lerner (walikota Curitiba) atau contoh lokalnya, seperti Jokowi yang berkomitmen untuk menata Jakarta. Bahkan aku sering ngerasa bahwa aku adalah jenis manusia pesimistik yang terlalu percaya pada analisis logika dan rendahnya probabilitas kemunculan ‘ miracle ’ dalam kehidupan nyata. Untuk lebih gampangnya, bisa lah karakterku disejajarkan dengan squidward dalam kartun spongebob ataupun karakter Raju dalam film three idiots. Hanya saja, karena suatu peristiwa, secara mencengangkan aku menyadari bahwa di dalam diri ini –ceilah- idealisme itu ternyata ada

The Funeral

You know what, My lovely granny just passed away two weeks ago Yep, setelah 1 tahun lebih simbah sakit, almarhum berpulang ke Rahmatullah. Tanggal 7 mei, simbahku meninggal Tanggal 7 mei, tepat di hari ujian pendadaranku, beliau meninggal Kebetulan? Tidak. Keluargaku bilang, simbah memang nungguin cucu yang paling almarhum sayang lulus menjadi seorang sarjana teknik, ya, ‘menjadi insinyur’ seperti janjiku pada almarhum, 1 tahun lalu. Saat mendengar kabar itu, Aku nggak terlalu ingat apa yang kupikirkan atau kurasakan, karena kehilangan seseorang yang berharga bukanlah sesuatu yang sering terjadi seperti layaknya rutinitas jadwal makan yang nggak mungkin kulupakan. Apalagi kehilangan orang yang penting, sekalipun aku belum pernah. Yang paling kuingat hanyalah, akhirnya aku berujung disana, Seperti seorang manusia bodoh, cuma terdiam. Terbengong-bengong tepatnya Seperti seorang idiot, aku hanya berdiri disana, menatap gundukan tanah dan membayangkan bahwa simbahku