Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

menghalau kegalauan dengan bersyukur

Gambar
pertama mari bersyukur karena.. kita hidup, well...that is the greatest thing I ever had. emang kedengarannya weird banget, tapi ayolah...ada kalanya kita sama sekali tidak menyadari apa saja hal-hal hebat yang telah Tuhan berikan untuk kita. kadang, yang terpikirkan adalah 'apa yang tidak kita miliki', 'apa yang mereka miliki'  bukan 'apa yang telah kita punyai', konsep ini yang seringkali membuat mata kita melihat namun buta dengan keadaan dan jauh dari rasa syukur. pernah dengar kalimat "jika semua orang di dunia mengerti aspek bersyukur, maka tidak ada orang miskin di dunia ini" ?, anyone? but, wait a minute , aku ingin memastikan dulu bahwa kalian tahu beberapa hal, yaitu : saya bukan guru spiritual, atau maniak hipnoterapi, atau punya bakat turunan dukun, atau baru saja terbentur benda keras hingga beberapa syaraf saya kacau. Saya hanya sedang merasa waras sehingga bisa menempatkan diri saya sebagai seorang manusia yang punya akal. aku memang

Rumah masa depan

Gambar
kata kuncinya: lahan terbatas, populasi manusia makin meningkat, dan terakhir...kondisi alam ngerasa nggak kalo bumi kita tercinta ini makin lama makin terasa sempit dan pengap? Keterbatasan ruang merupakan kendala utama yang dihadapi oleh seluruh masyarakat dunia, terutama masyarakat di negara-negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi, oleh karena itu dasar emang yang namanya manusia, selalu saja ada cara untuk merekayasa keterbatasan demi kepentingan dan kenyamanan mereka -termasuk diri saya sendiri, hehe- untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui desain rumah, karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang sehingga sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan bumi. Saat  ini   sudah banyak desain dan teknologi rumah masa depan yang berorientasi pada keterbatasan ruang dan pertimbangan lingkungan, misalnya saja rumah vertikal, rumah minimalis, rumah mobil

A crazy little thing called 'love'

Gambar
waw...rasanya kaget juga aku bisa sampai nge review sebuah film Thailand -sekali lagi, THAILAND-, buset...diriku yang tadinya anti banget dengan film-film Thailand karena bila ada kata film dan kata Thailand yang digabung dalam satu kalimat, maka hanya ada satu indikasi, yaitu horor . Salah satu teman merekomendasikan padaku film ini dengan semangat '45 dan sekarang aku tahu alasannya kenapa. A crazy little thing called 'love' adalah film drama komedi yang mengangkat tema cinta monyet semasa sekolah. Nam (pimchanok luevisetpaibool) adalah seorang gadis biasa yang terjatuh kedalam cinta pada salah seorang kakak kelasnya yang bernama Schon (Mario Maurer), sampai disini sebenarnya nggak ada yang salah sih, tapiiiiii....masa iya ceritanya gitu aja, bisa2 nih film ga ada yang nonton, dan disinilah masalah awalnya... gimana kalo ceweknya seperti ini..., suka sama cowok yang model begini? ada beberapa hal yang kusuka dari film ini, pertama, yang unik tapi

Katanya,...

"Perencanaan, seperti utopia. Melukiskan keadaan masa depan yang dinginkan, tetapi..., tidak seperti utopia, mengkhususkan cara untuk mencapainya"

Patah hati

this file is hidden by the owner...

The last song

Gambar
well... peraturan dalam review ini adalah: a. diperuntukkan untuk yang sudah melihat film ini b. jangan salahkan aku karena I'm totally a spoiler kita akan mulai dari...uhm, sang pemain. tadinya kupikir film ini akan menjadi film drama musical dimana tiap 5 menit kau akan disuguhi dengan adegan sang aktor utama yang sedang menyanyi, tapi nyatanya aku salah. hanya ada satu scene dimana sang aktor utama (Miley Cyrus) yang berperan sebagai Ronnie menyanyi, itu pun hanya sepenggal lagu, bukan seluruhnya. well, kisah ini berawal dari sebuah liburan musim panas. Ronnie dan sang adik, jonah (Bobby Coleman) dikirim ke rumah sang ayah oleh ibu mereka -dari kalimat ini kalian sudah bisa menyimpulkan kalau mereka bukan masuk dalam jajaran keluarga home sweet home kan?-. dan sekali lagi, karena ada sesuatu yang ganjil -baca: divorce- dalam keluarga tersebut, maka nggak heran kalau Ronnie yang saat perceraian itu terjadi masih berumur dibawah 10 tahun mengalami trauma yang mendalam dan mem

the. End

Ya, benar. The End. Aku memutuskan untuk berhenti dari 29 giving challenge karena aku menyerah dengan “jurnal” ini. Yeah…terhenti di angka 11, tidak apalah, nggak parah-parah juga, hehehe bukan karena saat ini aku sedang marah, bukan karena aku merasa dirugikan, bukan karena tidak ada ‘keajaiban’ yang terjadi. Jangan khawatir.nggak perlu heboh. I am fine, everything  all right. semua terkendali. I just wanna stop, and…there is no regret –I promise-. Not at all, so you guys have no reason to worry about. Tadinya kupikir membuat jurnal harian akan mudah saja, tapi ternyata aku salah. ini tak hanya tentang jurnal, just so much more . Jurnalku sudah terbengkalai selama  9 hari, jadi sudah seharusnya ada edisi “the 19 th gift” di postingan ini. Ketidak-mampuanku untuk membuat jurnal ini secara aneh menyadarkanku bahwa aku tidak memaknai setiap hariku dengan cukup perasaan. Semua berlalu begitu saja dan saat sudah sampai di penghujung hari aku baru ke