Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

tanpa judul

Abis ngobrak-abrik Bleky dan nemu tulisan ini, nggak tau ngebikinnya kapan tapi rasanya masih relevan *menurutku sih*. Ketika kehidupan tak lagi semeyakinkan sebelumnya, ketika apa yang kau jalani mulai membuatmu berhenti dan mempertanyakan segalanya, lalu kemanakah kau akan pergi? kemana kau akan mencari lembar yang lebih sempurna agar kau aman dari perasaanmu sendiri? di saat kau lebih tahu dibandingkan sebelumnya, maka yang akan kau temui pertama kali adalah kekecewaan, disaat kau lebih tahu dibandingkan sebelumnya, kesempurnaan menjadi tampak meragukan, dan disanalah kau menemukan kesimpulan, dunia nyata tak seindah kelihatannya, dan sewaktu-waktu kau bisa terjatuh tanpa kau sadari   terjebak dalam keadaan yang sama bernama kemapanan dan kesibukan dan saat semua itu berhenti untuk sejenak, kau baru teringat bahwa ada yang terlupakan, jauh terlupakan dan butuh waktu lama untuk berbalik dan memperbaiki semuanya, karena kau sendiri tak tahu kapan

Surprisingly, I am Hate-able

beberapa hari terakhir, gue kena gampar oleh suatu hal. well…sebenernya bukan suatu hal sih, tapi beberapa hal dengan satu topik besar yang datang bertubi2. Pada suatu malam melalui Whatsapp, setelah sedikit judes2an dengan gue, seorang teman menyatakan bahwa dia marah padaku lengkap dengan mode capslock full ON nya. secara tidak langsung dia mengatakan bahwa gue adalah orang egois yang selalu sibuk dengan urusan gue sendiri dan nggak pernah mau menyempatkan diri untuk sekedar memberi nasehat ketika dia membutuhkan. pas baca message dia “AKU MARAH SAMA KAMU!!” gue dengan cueknya membalas: “oh, yauwis gapapa, terusin wae marahnya.” pada detik itu, jujur gue nggak merasa bersalah sama sekali, tidak sedikitpun. ya gimana, kerjaan gue banyak, gue harus lembur, dan kalaupun kerjaannya udah selesai, gue pasti cuma kelesotan di kos dalam keadaan lelah dan diajak curhat semalaman dengan harapan bakal memberi pencerahan jelas diluar kapasitas gue. Plus, sebagai pembelaan gue menawar

I’m in a serious relationship

Gambar
Lihat gambar di samping? yeah those are my fingers, one of those is wearing a ring, right in my left thumb Sudah berkali2 ada orang yang bertanya apa maksud cincin di jempolku itu. Salah satunya adalah Abi, adik tingkatku yang satu tempat magang denganku. Nih anak kebetulan duduk di sampingku hari ini, dan berhubung dia adalah tipikal manusia banyak tanya maka bukan suatu hal yang mengejutkan kalau dia tertarik pada cincin yang ditempatkan pada jari yang nggak lazim itu. “Mbak, itu sih kenapa cincinnya ada di jempol?” belum sempat ngejawab, si Aga yang dulu juga sempet menanyakan hal yang sama tertarik buat ngejawab duluan, “Biasa Bi, TGIT” “Apaan itu Sam? –sam, ya…cara Abi manggil Aga- “ “ Thank God It’s Tuesday , haha.. jadi kalo rabu makenya di sebelahnya, lanjut kamis di sebelahnya lagi, di sebelahnya lagi, gitu.” aku cuma ngelirik Aga dengan tatapan ‘plis.udah.elu.nyebur.aja.ke.laut’ “Bukan, muatnya cuma di jempol.” aku menyela dengan cuek. “Terus yan