I’m in a serious relationship



Lihat gambar di samping?
yeah those are my fingers, one of those is wearing a ring, right in my left thumb
Sudah berkali2 ada orang yang bertanya apa maksud cincin di jempolku itu. Salah satunya adalah Abi, adik tingkatku yang satu tempat magang denganku.
Nih anak kebetulan duduk di sampingku hari ini, dan berhubung dia adalah tipikal manusia banyak tanya maka bukan suatu hal yang mengejutkan kalau dia tertarik pada cincin yang ditempatkan pada jari yang nggak lazim itu.
“Mbak, itu sih kenapa cincinnya ada di jempol?”
belum sempat ngejawab, si Aga yang dulu juga sempet menanyakan hal yang sama tertarik buat ngejawab duluan, “Biasa Bi, TGIT”
“Apaan itu Sam? –sam, ya…cara Abi manggil Aga- “
Thank God It’s Tuesday, haha.. jadi kalo rabu makenya di sebelahnya, lanjut kamis di sebelahnya lagi, di sebelahnya lagi, gitu.”
aku cuma ngelirik Aga dengan tatapan ‘plis.udah.elu.nyebur.aja.ke.laut’
“Bukan, muatnya cuma di jempol.” aku menyela dengan cuek.
“Terus yang makein siapa itu mbak?” Abi nanya lagi, tentu aja. Gladly, pertanyaannya sukses membuat semua orang di ruangan kami tertarik dengan pembicaraan kami meski mereka pura2 tetap sibuk dengan kerjaan masing-masing.
“Baju kamu hari ini siapa yang makein Bi?” balasku, masih sambil mantengin layar leptop.
“Sendiri.”
“Ya, sama..”

Sebenernya, cincin di jariku adalah sebuah bentuk statement. Dan bertindak sebagai statement, seharusnya nggak perlu ada yang nanya lagi mengenai apa, siapa, dan kenapa. Cuma emang karena Abi dan Aga adalah dua makhluk super iseng, maka mari keluarkan mereka dari himpunan semesta dalam kasus ini dan biarkan aku menerjemahkan statement yang datang bersama cincin itu.

wearing a ring? I am in a serious relationship, for sure.
selain itu, menggunakan cincin merupakan cara instan untuk ‘menjauhkan’ orang-orang. ngerti maksudnya?
well..kalau ada orang yang tertarik padamu *dalam konteks hubungan cowok-cewek*, lalu dia melihat ada cincin yang setiap hari nangkring di jarimu, maka harusnya dia berpikir dua kali untuk terlibat lebih jauh denganmu sebelum semuanya terlambat atau terlanjur. Cara ini merupakan cara yang lebih humanis ketimbang kau harus melakukan penolakan secara langsung pada orang yang bersangkutan.
Cincin itu sudah ada di jariku sejak tahun lalu. yeah, sejak aku ngerasa sudah saatnya bagiku untuk menetapkan fokus agar perjalananku ke depan dalam menyelesaikan misi2 yang jadi prioritas dalam hidupku tidak terganggu atau menyimpang. Berbeda dari kebanyakan cewek yang ditakdirkan sebagai multitasker, aku nggak bisa fokus pada dua, tiga atau banyak urusan sekaligus dalam satu waktu, oleh karena itu seperti yang kubilang, aku harus menetapkan fokus. And I chose career as my major focus.
Saat ini, pekerjaan dan karir untuk masa depan merupakan satu urusan yang ada dalam urutan tertinggi dari list misi yang telah kususun sejak beberapa tahun terakhir. Dan berhubung menurutku hubungan antara cowok dan cewek merupakan hubungan kompleks yang menguras banyak emosi, maka aku sudah memutuskan untuk menjaga jarak dan memperkecil atau bahkan menghilangkan kemungkinan hal tersebut akan terjadi.
what a life, huh?
Keputusanku tentunya mengundang kontroversi di antara orang2 yang ada di dalam hidupku. Mereka bilang, karir yang berhasil, gaji yang tinggi, serta pengakuan dari orang lain belum tentu akan membuatku bahagia. I got it, hanya saja..seenggaknya jika aku berhasil maka orang di sekitarku akan bahagia, wouldn’t they?
tapi aku juga paham betul mengapa mereka begitu menghawatirkan pilihanku. Mereka peduli padaku, nggak ada yang meragukan itu. Hanya saja tanpa prinsip ini, tanpa fokus ini..aku bisa saja menyimpang dan berakhir dengan penyesalan. Well..walaupun bukan berarti aku pasti berhasil suatu saat nanti, tapi seenggaknya aku punya kemauan untuk mencoba dan berusaha. Aku nggak mau berakhir di salah satu sudut di masa tuaku, penuh penyesalan tentang apa yang harusnya kulakukan namun tidak kulakukan, dan terus bergumam ‘seandainya dulu aku begini..seandainya dulu aku tidak melakukan itu..’
jadi,..
ya, I am in a serious relationship now, with my career .


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home