Guarantee? in a relationship? No, there is no such thing

*setel musik latar*
Menulis sinisme terhadap hubungan sambil mendengarkan Thinking out loud nya Ed Sheeran sebenarnya bukan suatu paduan yang serasi tapi yasudahlah ya…I love this song on every possible way and any horrible thought won’t change it.
So, gue baru saja menemui satu lagi fakta bahwa hidup itu nggak sederhana.
Salah satu teman gue yang terkenal paling langgeng pacaran sama ceweknya tetiba aja ngabarin kalau dia sama ceweknya ini lagi break dan sudah nggak saling komunikasi hampir sekitar dua bulan. After 8 years, those long years..mereka mutusin buat break. Bukan break yang break up sih ya tapi lebih ke arah ‘giving space for each other’ *yang menurut gue sih sama aja sebenarnya, ‘ngasih ruang’ hanyalah satu dari sekian banyak excuse yang cukup umum dipakai kalau hubungan sudah di ujung tanduk*
I asked him what is wrong and instead of defending himself, he just said that his significant other can’t handle their long distance relationship any longer.
Gue nggak tau seberapa besar luka yang harus ditanggung ketika pasangan kita bilang bahwa dia putus asa.
Gue nggak tau pada titik apa rasa sakit bisa membuat orang terdiam dan enggan berbagi
Teman gue ini nggak mau memberi detail bagaimana perasaannya saat ini tapi yang gue tau, he is broken, somewhere.
Mungkin cowok memang begitu ya, beda sama cewek yang punya kecenderungan kalau ditanya dikit langsung keinget dan memble2 (a.k.a. mewek)
Tapi yang beginilah yang malah membuat gue khawatir berlebih
Kata Kelly Clarkson sih “What doesn’t kill you makes you stronger.” Tapi kalau versi naingag “What doesn’t kill you makes you want to die instead.”
Sedih aja rasanya cuma bisa jadi teman ngobrol dalam suasana gloomy beginian yang sebenarnya nggak bisa benar2 ngurangin rasa terluka. Kalau boleh jujur, gue benci malah.
Kalau saja ngebunuh orang itu legal dan nggak dosa ya…

well,
Ternyata delapan tahun tidak punya arti apa-apa dalam hubungan
Jaminan? hahaha jangan bikin gue ketawa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home