Life Hack #1: Electronic Money


Haiii,
Kali ini gue ingin bagi-bagi cerita tentang bagaimana hidup gue terselamatkan oleh yang namanya electronic money.
LOL…itung-itung sebagai pencitraan kali aja senior gue di kantor masi tertarik ngebaca blog depresif ini terlepas dari efek samping yang ditimbulkan macam mata iritasi, badan gatel-gatel dan napsu makan hilang.
Pernah nggak sih,kalian mau naik bus Trans Jogja, diminta bayar 3.600 rupiah, namun kalian nyodorin duwit 50 rebuan karena ga ada duwit receh, lalu tiba2 mas-mas petugasnya menatap duwit itu dengan nanar karena nggak punya kembalian dan endingnya kalian berdua sama2 menatap duwit itu ditemani lagunya Leona lewis-bleeding love??
-Percayalah, adegan tatapan nanar mas2 itu tiba-tiba ngebikin gue merasa gagal dalam hidup-.
Atau
Pernah nggak sih kalian mau naik bus Trans Jogja, eh pas kalian sudah tinggal 10 meter dari haltenya, busnya lewat. Berhubung kalian nggak mau nunggu bus selanjutnya, kalian mutusin buat lari ala maling jemuran, eh tapi pas udah di depan pintu halte, kalian akhirnya ditinggal juga sama busnya karena kelamaan ngobrak-abrik tas mencari those bloody TIGARIBUENAMRATUS rupiah??? Kalian juga belum pernah mengalami ini???
Yaudah, kalau gitu…pernah nggak sih kalian bayar bus Trans Jogja, pake duwit 20 rebu, trus kembaliannya dapet receh logam sebanyak-banyak itu yang gue curiga itu cukup buat nyicil tabungan haji gara-gara uang kembalian lainnya sudah disetor ke kantor pengelola?? Belum pernah juga??
Hmm…kalian belum tau sisi gelap dari dunia ini.
Let me tell u my dear friends,
Bus Trans Jogja itu seumpama pacar yang manja. Kalo kita nggak tau cara memperlakukannya dengan benar, dia bakal ngebikin hidup kita merana dan mempertanyakan kenapa hal-hal yang kita sukai selalu mencoba untuk melukai kita, contohnya kayak chitato dan indomie dan makanan bermecin lainnya. Nah, dari situ…gue mencoba memperbaiki hubungan gue dengan Trans Jogja melalui Electronic Money. –ini perasaan cuma intro tapi panjangnya kok ga lazim ya lololol-

my indomaret card (i took this photo in shelter trans jogja FYI lol)


Electronic money atau yang biasa disingkat e-money adalah alat pembayaran dalam bentuk non-cash. Jadi sederhananya, kita mengisi sejumlah saldo tertentu ke dalam sebuah kartu, lalu kartu itu akan bisa kita gunakan untuk transaksi pembayaran berbagai hal, misalnya saja: tiket bus dan kereta commuter line; belanja di supermarket; beli bensin (di POM yang berlogo e-money); bayar tol; bahkan bayar listrik, air dan tv kabel (khusus di gerai indomaret); dan bahkan jajan-jajan cantik di merchant yang bekerja sama dengan penyedia kartu misalnya di Solaria, 7eleven, Hyper-mart dsb.
Ada berbagai bank yang menyediakan produk e-money, misalnya saja Mandiri (mandiri e-money), BCA (BCA Flazz), BNI (BNI Tapcash) dan BRI (BRIzzi). Namun kalo gue sendiri, gue menggunakan mandiri e-money yang bekerja sama dengan indomaret sehingga nama kartunya menjadi indomaret card. Kenapa gue milih kartu ini? karena pertama gue nggak harus menjadi nasabah Mandiri untuk memiliki kartu ini dan kedua karena kartu ini sangat mudah untuk dibeli (20 ribu) dan diisi ulang (minimal 50 ribu) mengingat gerai indomaret literally ada di tiap pengkolan.
Penting banget ya punya e-money? Kenapa nggak pake atm aja?
Mungkin memang saat kita dengar ada orang bilang ‘sekarang ini bayar-bayar pakai duwit cash mah uda nggak jaman’ bawaannya pengen nonjok karena congkaknya kelewatan, namun harus kita akui juga bahwa kalimat itu ada benarnya juga. Bukannya nggak jaman sih, cuman repot aja, dan beresiko. Sebagai commuter, setiap hari harus nyediain duwit pas 3.600 rupiah pulang-pergi jelas adalah suatu hal yang nggak efisien dan berpotensi menimbulkan drama2 yang uda gue sebutin sebelumnya. Belum lagi saat gue cuma mau beli aqua 3rebuan di supermarket, masa iya gue mau terus2an ngeluarin duwit yang kemungkinan besar bakal bertransformasi ke dalam bentuk recehan kembalian dan ngebikin dompet gue nambah setengah kilo ataupun ribet-ribet gesek atm dan masukin pin dan mikirin transaksi minimal dan dan lainnya.
Sejak mengunjungi klinik tong fang, penyakit saya sudah tidak pernah kambuh lagi, elah apa ini…maksud gue, sejak gue menggunakan e-money card, gue sudah sangat jarang mengalami drama di bus trans jogja maupun di supermarket -Gue belum pernah coba menggunakan kartu ini di tol atau di pom bensin sih, jadi gatau juga manfaatnya bagi transaksi ini- selain itu, heii….pengguna kartu e-money dapet diskon dong buat bayar bayar Trans Jogja hehehe (dari 3.600 menjadi 2.700/perjalanan).
Namun selain memberikan kelebihan, e-money ada juga kekurangannya, sama aja kayak manusia. Salah satunya adalah karena kartunya yang ‘lepas’ dari bank penyedia layanan, maka kalau kartunya hilang ya sudah…saldo kita yang tersisa nggak bakal bisa diselamatkan layaknya kasus kartu atm hilang. Saran gue, kalau kalian memang tertarik menggunakan e-money, maka isilah sesuai dengan kebutuhan kalian dan jangan berlebihan. Misalnya karena gue kebanyakan menggunakan kartu ini untuk membayar transjogja, dan belanja itu hanya kadang2, maka gue akan mengisi sesuai dengan expense total ongkos trans jogja gue dalam satu bulan tersebut dan cadangan buat belanja senilai x rupiah.
Oke, that’s it
Ini info yang absurd lol, untuk bisa membaca lebih detil dan lebih bener info tentang e-money, kalian bisa membacanya di sini.


Meanwhile di kantor TransJogja:
Bawahan: “Ini kalkulasi finalnya pak, pelanggan bisa membayar 3.500 sekali perjalanan.”
Atasan: “3.500? hmmm, jadiin 3.600 saja.”
Bawahan: “Nganu pak, ..Nanti pelanggan kerepotan nyari 100 rupiahnya dong pak?”
Atasan: “MUAHAHAHAHA, nah disitu letak lucunya!!”

hahaha, kidding :p
sekarang tarif trans jogja udah diturunin jadi 3.500 lagi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home