Belajar Coreldraw, Photo shop dan Sketch up (Part 2). wow…

PHOTOSHOP

belajar photoshop –atau lebih dikenal dengan istilah soto sop oleh anak-anak di kelas- tidak kalah parahnya untukku jika dibandingkan dengan ‘insiden bajak laut’ coreldraw…, tapi, jika dipandang dari perspektif berbeda aku tetap akan mengatakan bahwa aku bangga dengan karyaku sendiri –masih mencoba membela kebodohan sendiri-.
Photoshop jelas lebih popular daripada coreldraw, sesuai dengan namanya, photoshop erat kaitannya dengan yang namanya foto. software ini pada dasarnya digunakan untuk mengedit suatu gambar agar terlihat lebih baik. Kalian bisa menghilangkan jerawat yang mengganggu ataupun memutihkan kulit agar foto kita bisa menjadi terlihat lebih manusiawi dan menarik perhatian, -hehe itu pengertian kasarnya sih-.
Untuk jurusanku, photoshop punya fungsi yang sama dengan fungsi dasarnya. hanya saja disini, photoshop bukan untuk mengedit foto narsis kita, melainkan untuk mengedit foto-foto kondisi kota agar terlihat lebih nyata dan lebih tepat sasaran sesuai dengan apa yang ingin kita tunjukkan. Yaaa, memang masih kalah dibandingkan dengan editan professional sekelas fotografer pre–wedding yang bisa bikin muka standar terlihat jadi sekelas model-model sih, tapi paling tidak fotonya sudah terlihat di edit dan nggak parah-parah amat.
aku sedikit dipusingkan dengan software yang satu ini, banyak hal janggal yang kadang membuatku tertawa, apalagi saat aku menunjukkan salah satu gambar editanku yang akhirnya menghebohkan kelompok dan menghadirkan beberapa hujatan dari teman-teman yang menjadi objek ke-dodol-an ku dalam mengedit suatu gambar.
ini adalah gambar editan pertamaku yang mengundang pro-kontra selama seminggu penuh, padahal niatku baik looooh.

kalau kalian benar-benar memperhatikan, ada tiga makhluk jadi-jadian yang nyasar disana, Ferdy Potter, Muti Chang dan Tyas Weasley. Maaf teman-teman, salahkan rasa keingin-tahuan yang terkombinasi –baca: terkontaminasi- dengan keisengan dan didukung oleh kecanggihan, It’s so funny
tapi secara keseluruhan, I Like this part. dasar teknologi…hahaha, aku merasa terbantu sekali dengan adanya photoshop dan kawan-kawannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home