Bicara drama Korea

Aku baru aja belajar sesuatu dari sebuah film yang ironisnya merupakan genre film yang sering aku bilang beracun.
Yep, betul...film Korea. Kalian tahu...bagiku, klasifikasi jenis film di dunia ini nggak cuma ada 5, horror, drama, action, comedy, atopun thriller, melainkan ada satu lagi, satu genre spesial yang ceritanya nggak ada yang menyamai dari segi sumber daya pemain maupun alur ceritanya, yaitu film Korea. Film Korea yang kebanyakan sebenernya merupakan film drama bagiku tidak bisa digolongkan ke genre drama karena film Korea tingkat dramatisnya sudah nggak ketulungan. Jadi mulai dari sini, kita sebut saja drama Korea –baca: drama taraf akut stadium lanjut-
Aku pernah bilang bahwa sebagian besar drama Korea selalu menyajikan satu cerita yang menggambarkan bahwa happily ever after itu bener2 ada. Nggak peduli dengan perbedaan kasta, nggak peduli itu diawali dari perbedaan yang bisa dibilang hampir mustahil untuk disatukan. Secara singkatnya...bhineka tunggal ika, meski berbeda2 tetep satu jua..-.merdeka!!!!-
Si miskin –tapi cakep- pastilah pada akhirnya akan mendapatkan si kaya –yang cakep juga-, meskipun di tengah2 cerita ada aja yang menghalangi cinta keduanya, tetep...di episode terakhir mereka berdua akan bergandengan tangan dengan senyum setara dengan orang yang barusan menang lotere senilai 1 milyar.
Kasus lain,
Si jelek –yang nantinya jadi cakep, entah itu dengan operasi plastik ato salah makan ramuan ampe mendadak jadi cantik, ato make over gila2an, ato apapun itu- pada akhirnya akan mendapatkan si cakep –yang nggak mungkin berubah jelek- setelah jatuh bangun untuk ngedapetin orang yang dicintainya
Kasus lain lagi,
Dua manusia –sama2 cakep- tadinya musuhan, kayak kucing sama anjing, tapi akhirnya saling jatuh cinta, tapi nggak diduga salah satunya punya penyakit mematikan, dan akhirnya salah satunya mati, air mata dimana2, nggak cuma yang maen, yang nonton juga banjir –bandang- air mata. Tapi yang perlu diingat adalah...cinta mereka kekal selama-lamanya....love forever and ever
 Seringnya seperti itu.
Kata kuncinya selalu sama...cakep, cinta, bersama.
Dan hari ini aku nemu satu cerita yang berbeda.
Satu drama Korea yang kutonton karena seorang temen kost yang terus2an menyuruhku untuk nonton itu –ampe bela2in nge download tuh film hanya biar aku liat betapa ruginya kalo aku nggak nonton- .
Awal ceritanya tetep sama, cowok kaya –dan cakep- ketemu cewek miskin –tapi cakep-. Nyokap sang cowok yang super kaya jelas nggak setuju.
Yang beda adalah...well, kalian tahu, biasanya...seorang cowok yang uda tersihir dalam cinta akan mengerahkan semua asetnya untuk mendapatkan cewek yang telah membuatnya tertarik. Setuju?
Nggak peduli butuh modal berapa, apapun akan dilakukan, nggak perlu ngitung2 lagi, karena di drama Korea seperti ini biasanya nggak ada sejarahnya seorang cowok –yang cakep dan bintang utama- mengalami kebangkrutan dalam rangka mengejar cewek –yang juga pemeran utama-.
Di drama yang satu ini, ada begitu banyak perbedaan.
1.     Sang cowok nggak segila itu hingga mau ngelakuin apapun hanya untuk ngedapetin cinta sang cewek. Dia masih bisa berpikir, dia masih bisa berhitung, dia nggak bisa asal perintah dan terlihat begitu mudah mengeluarkan uang untuk membuat sang cewek takluk.
Disini aku sepakat dengan karakter cowok yang dibikin logis dan tahu kalo duwit itu tidak ngalir layaknya air.
2.     Sang cowok tidak mengalami gangguan mental –baca:kesambet, kepelet, kepenok batu, etc.- dimana dia dengan ajaibnya langsung jatuh cinta setengah mati dengan cewek yang baru aja dikenalnya –meskipun si cewek adalah pemeran utama- dan bersikap seolah2 dia akan bener2 mati kalo sang cewek nggak mau jadi pacarnya. Dalam cerita yang ini, sang cowok masih ragu dengan perasaannya, selain itu dia juga memikirkan berbagai kemungkinan kenapa dia bisa tertarik dengan cewek yang beda dunia dengannya.
3.     Kalo di cerita2 lain, perbedaan bukan jadi masalah asal keduanya uda saling cinta. Apapun pokoknya akan dihadapi bersama. Untuk kebanyakan drama Korea dengan jenis yang seperti ini, biasanya yang jadi fokus cerita adalah tentang bagaimana sang cowok dan ceweknya berjuang mengadapi kesulitan2 yang ditimbulkan oleh orang tua salah satunya ataupun pihak2 yang tidak setuju dengan hubungan mereka. Sedangkan disini, perbedaan lah yang jadi fokus utama. Butuh banyak waktu dan tenaga untuk bisa saling memahami keadaan satu sama lain, untuk meyakinkan diri bahwa itu tak hanya cinta yang suatu saat nanti bisa hilang secara perlahan2 sehingga pantas untuk diperjuangkan,  untuk membayangkan apa yang akan terjadi nanti jika hubungan tersebut dilanjutkan. Kesimpulannya...cerita ini lebih rumit dan lebih condong ke arah kenyataan.
4.     Dan terakhir adalah...kadang kalian ngerasa aneh nggak saat ngeliat drama Korea dengan kasus semacam ini dan melihat kedua pemeran utama yang memiliki latar belakang yang begitu berbeda bisa bersatu dan yakin bahwa mereka memang soulmate dengan begitu mudah?
Di sini, perbedaan tersebut bener2 ngeganjel banget. Sang cowok berusaha keras memahami apa itu kemiskinan dan menuntut sang cewek untuk melakukan hal yang sama, yaitu memahami tentang kemewahan. Ada kalanya dimana sang cowok ragu karena sang cewek tidak memiliki pola pikir yang sama dengannya, ada saat dimana sang cowok merasa terhina dengan sikap sang cewek yang tidak sekelas dengannya. Ada kalanya sang cowok hampir putus asa karena gaya hidup mereka yang begitu berbeda, dan di sisi lain, sang cewek mulai lelah menunggu karena sang cowok terus menerus terjebak dalam situasi sulit yang membuatnya tak bisa mengambil langkah besar dengan mempertaruhkan segalanya.

Perbedaan2 tersebut membuatku sedikit sadar, Well...kurasa aku sudah jatuh cinta dengan drama Korea yang satu ini. Agak berat mengakuinya meskipun aku memang mudah jatuh cinta dengan cerita film yang menurutku pintar dan berbeda. Selain itu, lebih berat lagi karena aku harus mengakui bahwa, diantara banyak drama2 Korea yang kubilang beracun itu, tak hanya satu-dua cerita yang membuatku jatuh cinta.
Tapi itu nggak merubah pendapatku  bahwa drama Korea itu beracun. J

Oya, sampe lupa..pelajaran yang kumaksudkan adalah,
Aku jadi tahu bahwa...”uhm,di dunia nyata, cinta tidak bisa menembus segala2nya.”




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home