Public transport and sexual harassment (?)

Percaya ataupun enggak, gue masih sedikit gemetar ketika menulis post ini setelah sepersekian detik yang lalu gue secara random turun dari bus transjogja. Nggak peduli dimana, yang jelas otak gue menginstruksikan bahwa gue harus segera turun dari bus saat itu juga.

Bagi yang belum tau, gue adalah pengguna transjogja since like forever. Dalam seminggu, gue menggunakan transjogja dari senin hingga jumat, mostly dengan tujuan pulang pergi kantor. Sama seperti hari kerja biasanya, hari ini gue keluar dari kantor sekitar pukul 16.30 lalu segera berjalan kaki menuju halte transjogja terdekat (kopma UGM) untuk menunggu bus jalur 3A.
Gue merasa beruntung hari ini karena busnya nggak terlalu penuh, hanya ada beberapa penumpang yang berdiri. Saat gue memasuki bus, gue secara nggak sengaja bertukar tatap dengan seorang mas2 muda berambut keriting yang menggunakan kaos berwarna ungu dan ripped jeans typical  mahasiswa yang berdiri tepat di depan pintu. Gue nggak ada firasat apa2.

Saat gue dan beberapa penumpang baru lainnya memasuki bus, bapak2 pramugara menyuruh kami untuk bergeser ke belakang untuk memberikan  space untuk penumpang dari pemberhentian selanjutnya.
Gue segera bergeser ke belakang dan berpegangan pada handle yang ada di atas kepala gue, begitu juga mas2 berkaos ungu tadi yang ternyata juga ikut bergeser hingga tepat berada di belakang gue.
Baru sekitar 5 detik, tiba2 mbak2 berjilbab di sebelah gue mencolek gue dan memberikan tatapan aneh. Gue berfikir sejenak lalu teringat kebiasaan buruk gue dimana gue selalu lupa menutup resleting tas gue setiap kali abis mengambil dompet. Bener aja, tas gue masih kebuka. Gue tersenyum ke mbak tadi lalu menutup tas gue dengan rapi. Tapi mbak itu sekali lagi mencolek gue lalu berbicara tanpa suara dan memberikan sedikit lirikan ke arah belakang gue. Gue yang masih belum paham sama kode mbaknya akhirnya berbisik balik, 'ada apa?' Lalu mbaknya sekali lagi ngomong sesuatu yang gue nggak ngerti. Mbak2 berjilbab ini terus menatap gue dengan pandangan antara risih dan khawatir, i dont know which one was  more obvious because both of it was very subtle.
Gue masih terus memutar otak gue yang lelet dan mencoba menerka kira2 apa yang ingin disampaikan oleh mbak berjilbab tersebut. Gue mengecek kancing baju gue, takut kalau2 ternyata ada yang terbuka, lalu gue melihat ke bawah, mengecek rok dan sepatu gue. Ga ada yang salah.. lalu apa??
Di tengah kebodohan gue, tiba2 otak gue yang pintar itu memutar flashback ketika gue melihat suatu wawancara di tv mengenai pelecehan seksual yang terjadi di bus transjakarta.

Oh fuck
Oh no oh fuck.
Gue menatap mbaknya lagi, mbak yang masih menatap gue lalu sedikit memberikan gestur gelengan kepala dengan raut wajah yang mulai kelihatan cemasnya.
Gue terdiam, merasakan ada sesuatu yang menekan gue dari belakang. Fuck.fuck.
ketika bus melewati belokan, tubuh mas2 di belakang gue main dekat ke badan gue dan demmm saat bus uda kembali melewati jalan yang lurus, tubuh masnya masih menempel di badan bagian belakang gue.
Mbak berjilbab itu menggeleng2 sambil berbicara tanpa suara tapi gue masih nggak ngerti dia bilang apa.
Gue mulai panik dan berpikir keras apa yang harus gue lakukan. Lalu tiba2 bapak pramugara menyerukan bahwa bus kami mendekati halte transjogja. Gue reflek langsung  meringsek ke depan, mendekati pintu transjogja.
Badan gue gemetaran sumpah. Gue nggak berani menoleh ke belakang, ke mbak berjilbab maupun ke mas berkaos.
Saat akhirnya bus sampai di halter transjogja, gue buru2 turun lalu berbalik untuk melihat muka mbak berjilbab sekali lagi, kali aja dia masi bisa ngasi tau gue sesuatu saat bus tersebut lewat di depan muka gue.
sayangnya, mbak berjilbab itu mendapat tempat duduk kosong jadi kami tidak bisa saling bertukar pandang lagi, malahan..mas2 berkaos ungu itu yang menatap gue dari balik jendela bus.
Gue nggak tau tatapan macam apa yang dia tunjukkan ke gue tapi sumpah mas2 itu masih terus ngeliatin gue bahkan ketika busnya sudah berjalan jauh meninggalkan halte.

Oh Tuhan.
What a creep.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home