Runner



Runner

Kamu pernah bilang bahwa kita sama.
Kita sama-sama adalah pelari
Pelari yang sedang menyusuri sebuah terowongan gelap yang panjang
Aku terus berlari, dan kamu juga terus berlari
Karena kita sama2 percaya bahwa diujung terowongan ini, ada setitik cahaya yang terang

Akhirnya aku percaya padamu
Setelah betahun-tahun, akhirnya aku mempercayaimu

Kau menunjukkan padaku sepatu yang kau pakai untuk berlari
Kau berbagi cahaya dari senter kecilmu dan kau mengajariku cara mengakali rasa lelah yang datang menyapa

Kita berlari, dan berlari
sampai titik cahaya itu terasa sudah semakin dekat

Namun tiba-tiba, kau berhenti.
Sepasang sandal yang kau temukan di jalan gelap kita,
Membuatmu terpesona dan menghentikan langkah tiba2
Kau melepaskan sepatumu, menaruh sentermu
Dan mulai memakai sepasang sandal bodoh itu

Lalu kau bilang:
“aku tidak mau berlari lagi, aku mau berjalan dengan sandal ini
Aku tidak mau membuatnya kotor karena  berlari dengan tidak peduli
Aku tidak mau merusaknya, tidak sedikitpun.”

Ya, hanya begitu saja
Kau tiba2 berhenti, menepi dan berjalan dengan sangat hati-hati.
Ada satu saat dimana aku ingin mencelupkan sandal bodohmu di lubang berlumpur
Menginjak2nya hingga tenggelam dan tidak dapat dipakai lagi

Tapi lalu aku mengerti
Setiap pelari memiliki tujuannya sendiri-sendiri
Rasa marahku adalah salahku
Kesalahan karena terlalu mempercayai bahwa di dalam sebuah terowongan yang gelap dan panjang akan ada seseorang yang ditakdirkan untuk menantiku
dan setia menemani hingga akhir tujuanku
siapa pula yang mau jadi samwise pendamping setia frodo
atau dobby yang jadi tim suksesnya harry potter

Bodohnya aku
Tujuanmu bukanlah untuk berlari bersamaku

Well
Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu
Dan sampailah pada tujuanmu, dengan caramu











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home