Friendship




Ada yang bilang bahwa: “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.”
Apparently, gue lebih buruk dari keledai.

Gue tau bahwa gue adalah orang yang nggak bisa mengkonsumsi kafein. Setiap kali gue memasukkan kafein ke dalam lambung gue, maka tidur bukanlah sebuah opsi yang memungkinkan untuk beberapa jam kedepan dan yang lebih buruk adalah, gue akan panik tanpa alasan dan akhirnya hanya akan curhat setengah ngamuk di blog ini.
Dan disinilah gue sekarang, di depan laptop di tengah malam dengan kondisi hati carut marut hanya karena segelas minuman dan obrolan teman nongkrong di Jumat malam.
Kesimpulannya adalah: ya, gue adalah tipe orang yang sengaja untuk jatuh ke dalam sebuah lubang yang sama belasan-puluhan kali hanya untuk memastikan bahwa lubang itu nggak bisa mengalahkan sifat keras kepala gue.
Apakah gue kapok? Hmm..gue rasa enggak hahaha, gue sangat mungkin akan mengkonsumsi kafein Jumat depan.

Barusan saat gue nongkrong dengan anak2, ada satu topik yang sangat tidak mengenakkan di hati. Jadi ceritanya salah satu dari kami punya sahabat baik yang akan segera menikah. Dari sini sudah bisa dilihat arah obrolannya kemana kan ya? yep, kegalauan ditinggal sahabat baik.
Gue lumayan bisa relate dengan cerita tersebut lengkap dengan kekhawatiran2 yang timbul secara dua temen baik gue baru saja menikah. Jadi rasanya adalah hal yang sangat wajar sedunia saat melihat muka temen gue yang sudah jelek banget karena nahan nangis.
ckck, sedih? wait..itu belum apa2.

Selanjutnya ada temen gue yang lain menyambung dengan cerita berbeda namun rasa perih yang sama.
Temen gue yang malang ini baru saja menyadari bahwa her bff (best friend forever) tidak menganggap dia sebagai teman baik (bff) seperti yang temen gue rasakan. Kalau dalam perihal romantis ada yang namanya 'cinta bertepuk sebelah tangan', nah kalau dalam hal pertemanan, istilah yang cocok buat kondisi ini adalah ‘delusional friendship’ (yep, I made up that word lol)

Kalau cerita temen gue yang pertama adalah terhitung prihatin, maka cerita temen gue yang kedua ini masuk kategori sedih. So no wonder pada akhirnya dia meneteskan air mata dengan muka yang juga sudah nggak kalah jelek dengan temen gue yang pertama (lol).
Lumayan kasihan sih saat melihat dia menyeka air mata dan berkali-kali bilang: ‘maaf ya aku lebay, maaf ya aku kayaknya yang terlalu perasa.’
Memiliki teman terdekat yang bisa diajak chatting setiap hari, cerita ini-itu dari yang sepele seperti mana yang lebih enak antara cimol dan cireng sampai yang paling berat seperti laju inflasi dan ajaran Gandhi, makan bareng, shopping bareng, selera humor yang klik, selera fashion yang senada, bisa saling baca pikiran saat berada di situasi sulit.
Well, Kalau setahu kalian Best Friend Forever is just about those colors, rainbows, and unicorns,
You guys definitely know nothing.

Huft.
Here, let me teach you the truth about friendship..
Bagi cewek KEBANYAKAN, ada banyak tingkatan dalam sebuah pertemanan:

Stranger friend
Tahapan awal dalam sebuah pertemanan. Umumnya pertemanan ini terbentuk secara tidak sengaja /bukan diawali oleh inisiatif dan kedua belah pihak melainkan pure karena sebuah situasi. Misalnya kalian baru saja masuk ke sekolah baru, atau kalian join sebuah klub, atau dia adalah temennya teman yang dikenalin ke kalian saat ketemuan bareng.
They are practically strangers to us. Biasanya kita hanya tahu hal-hal umum tentang orang tersebut, namun itupun kita nggak peduli2 amat.

Regular Friend
Regular friend biasanya adalah bentuk perkembangan dari stranger friend. Misalnya saja saat kita memasuki sebuah kelas baru, dari sekian banyak orang di kelas tersebut akan ada beberapa teman yang relatif lebih dekat dengan kita dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini bisa dipicu dari tempat duduk yang berdekatan, atau berada dalam satu kelompok tugas tertentu yang butuh ketemuan cukup intensif, atau punya kebiasaan2 yang sama dengan kita misalnya jajan di kantin atau nongkrong di perpus.
Pengetahuan kita terhadap individu2 yang masuk ke dalam kelompok regular friend tentu lebih dalam dibandingkan dengan stranger friend. Misalnya saja kalau yang kita tahu tentang stranger friend hanya sekedar nama dan asal, untuk regular friend kita bahkan tahu minat, hobi, hingga personal trait yang temen kita ini tunjukkan di depan umum (misalnya ramah, sopan, nggak sabaran, dsb).

Close Friend
Close friend(s) biasanya telah melalui fase menjadi stranger friend dan regular friend dan FYI, kadar kedekatan seorang close friend biasanya berbanding lurus dengan masa pertemanan yang telah dilewati. Tapi untuk beberapa kasus mungkin tahapan tersebut cukup kabur karena memang sudah saking jadulnya pertemanan itu terbentuk, seperti contoh: tetangga rumah yang sedari TK sampai SMA jadi temen sebangku kita.
Close friend(s) adalah orang yang merasa menemukan kenyamanan saat bersama dengan kita dan kita juga merasakan hal yang serupa ketika berinteraksi dengan dia. Kebanyakan rasa nyaman ini timbul dari kecocokan akan berbagai hal khususnya dari pendapat yang sama mengenai suatu hal. Atas dasar rasa nyaman tersebut, kalian akan menjadi semakin dekat dan memiliki intensitas dalam berkomunikasi ataupun bergaul yang cukup tinggi. Misalnya kalian jadi sering makan bareng, atau nonton film bareng, atau bahkan hanya sekedar makan di burjo dan ngobrol selama berjam-jam.
Gue banyak menambahkan huruf (s) pada close friend(s) karena untuk cewek, biasanya close friend yang dia miliki bentuknya plural, lebih dari satu. Kalau kalian tanya alasannya kenapa? Gue juga nggak tahu kenapa. Yang gue tau hanyalah, Close friend berjamaah ini lah yang menjadi cikal bakal adanya kumpulan pertemanan as known as geng.
(Gue brilian ya? lol..ga sia-sia gue menapaki kehidupan dengan ditemani pilem2 barat macam mean girls, pitch perfect, new girls, power rangers, Godzilla, wait what?)
Close friends tahu siapa gebetan lu, tahu preferensi lu, dan berbagai hal yang nggak mungkin diketahui oleh teman biasa. But wait, nggak semua hal tentangmu diketahui oleh close friends. Itulah kenapa masih ada satu range lagi dalam pertemanan, yaitu closest friend atau dalam bahasa alaynya biasa disebut sebagai Best Friend Forever (BFF)

Closest Friend aka BFF
Hmm…dari segi masa pertemanan, closest friend tentunya sudah teruji oleh waktu. Nggak mungkin seorang cewek menjadikan orang yang baru dia kenal sebulan sebagai closest friend. In other words, iya…closest friend adalah teman yang sudah bersama kita dengan rentang waktu yang cukup lama (bertahun2).
Sementara dari segi kedekatan, closest friend adalah spesies close friend yang sudah terseleksi sedemikian rupa dan diuji oleh berbagai cobaan.
Maksudnya apa?
Kita tahu lah ya, di dunia ini nggak ada individu yang sempurna. Sebaik-baiknya seseorang, pasti ada aja celanya, ada aja kurangnya. Nah, closest friend adalah orang yang kita percayai untuk menghadapi kelemahan dan kekurangan tersebut.
Manusia adalah makhluk sosial yang nggak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu kita menjalin hubungan dengan manusia lainnya dengan sebaik mungkin. Dalam rangka untuk mempertahankan hubungan baik tersebut, kadang kita ‘terpaksa’ untuk menutupi kekurangan dan kelemahan kita agar lawan interaksi kita tidak kabur atau ketakutan.
Dalam serangkaian proses pertemanan tersebut, kamu secara sadar maupun tidak sadar juga melakukan seleksi hingga menemukan orang yang kita anggap layak dan mampu untuk menerimamu apa adanya. Teman yang lulus seleksi itulah yang pada akhirnya menjadi seorang closest friend.
Closest friend tahu rahasia-rahasia tergelapmu and every single thing that has happened to your life that makes you the current you. Karena itulah, closest friend bisa jadi adalah satu-satunya orang yang membelamu disaat tindakan yang kamu ambil dianggap salah orang kebanyakan orang.
Closest friend adalah orang yang akan memaklumi kekurangan-kelemahanmu DAN dia berusaha untuk membantu mengatasi hal-hal itu.
Closest friend kemungkinan besar pernah terluka oleh sikap/tindakan atau bahkan sekedar omonganmu, tapi dia memaafkan. Bukan karena dia memang dasarnya adalah pemaaf, melainkan karena dia tahu bahwa terlepas dari ke-bego-an, ke-annoying-an tersebut kamu punya berbagai sifat baik yang nggak bisa diabaikan. Plus..dia sadar bahwa dia nggak bisa menjalani hidup tanpa kamu di dalamnya.
Kamu sengaja membeli an additional susu kotak di perjalanan pulang karena kamu tau dia baru saja dimarahin bosnya di tempat kerja.
Dia menahan diri untuk nggak berbagi kebahagiaan naik pangkat karena dia tahu kalau kamu sedang berjuang ngelarin skripsimu.
Kamu pura-pura nggak tahu kalau dia baru saja dapet project baru dan ikut bahagia saat dia ngabarin kamu dengan sangat antusias padahal kamu adalah orang yang ngerekomendasiin dia ke klien.
Dia buru-buru dateng ke kosan dengan parasetamol dan sebungkus nasi saat temen2 kamu bilang kalau kamu tiba2 ijin pulang karena sakit.
Dalem banget ya? terlebih karena ga nggak semua fakta di atas cantik.

Well..kalau kita kembali lagi ke kasus ‘delusional friendship’ yang dialami temen gue, maka gue cuma bisa berkomentar dengan satu kata:
Kejam.

Mengingat kedalaman perasaan yang terlibat dalam range closest friend dan kerugian yg ditimbulkan, maka jelas bahwa rasa sakit yang ditimbulkan oleh ‘delusional friendship’ jauh lebih destruktif ketimbang luka dalam 'cinta bertepuk sebelah tangan'
Kenapa begitu?
Sama halnya dengan 'cinta bertepuk sebelah tangan', dalam 'delusional friendship' kamu sudah mengeluarkan segala usaha terbaikmu untuk menjadi teman yang bisa diandalkan. Akan tetapi ternyata usahamu itu tidak seberarti itu di depan mata temanmu. You’ve done everything yet s/he thinks all of it is just nothing. Rasa sakitnya di sini sama.

Cuman..yang lebih parah dari delusional friendship adalah kamu merugi besar karena salah mempercayai orang. Temenmu yang nggak tahu diri itu adalah satu2nya orang yang tahu semua rahasia dan keburukanmu. Dalam kemungkinan paling buruk, cukup hanya dengan sekali membalik telapak tangan, temanmu ini bisa membuat kehidupanmu porak-poranda (itu aja kalo elu uda terlanjur nganggep dia kawan, lu masih bakal belain dia setengah mati)

Kejam.

Benar, closest friend bisa jadi bayam untuk Popeye, tapi di saat bersamaan closest friend bisa juga jadi Kryptonite buat Clark Kent.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home