the. End


Ya, benar. The End.
Aku memutuskan untuk berhenti dari 29 giving challenge karena aku menyerah dengan “jurnal” ini. Yeah…terhenti di angka 11, tidak apalah, nggak parah-parah juga, hehehe
bukan karena saat ini aku sedang marah, bukan karena aku merasa dirugikan, bukan karena tidak ada ‘keajaiban’ yang terjadi.
Jangan khawatir.nggak perlu heboh. I am fine, everything  all right.semua terkendali. I just wanna stop, and…there is no regret –I promise-. Not at all, so you guys have no reason to worry about.
Tadinya kupikir membuat jurnal harian akan mudah saja, tapi ternyata aku salah. ini tak hanya tentang jurnal, just so much more. Jurnalku sudah terbengkalai selama  9 hari, jadi sudah seharusnya ada edisi “the 19th gift” di postingan ini.
Ketidak-mampuanku untuk membuat jurnal ini secara aneh menyadarkanku bahwa aku tidak memaknai setiap hariku dengan cukup perasaan. Semua berlalu begitu saja dan saat sudah sampai di penghujung hari aku baru kebingungan dengan apa saja yang terjadi pada hari itu.
ok, aku mengaku…sebenarnya ide untuk berhenti dari challenge ini tidak muncul begitu saja,
mom barusaja menelponku, satu hal yang cukup jarang beliau lakukan.-aku bahkan pernah hampir satu bulan tidak berkomunikasi sama sekali dengan orang rumah, dan kuanggap itu wajar-. biasanya alasan –satu satunya alasan- mom menelpon adalah untuk bertanya apakah uang bulananku sudah habis atau belum dan kapan dia harus mengirim uang ke rekeningku, tapi malam ini tidak.
beliau bertanya aku makan apa hari ini dan berhubung saat menerima telepon itu aku baru dalam keadaan porak-poranda karena sampe di kost pukul 06.30 malam dan –tentu saja- belum sempat makan. kalian tahu apa yang kurasakan?
sedih.
mungkin kalian akan merasa aneh dengan hal ini, tapi bagiku ditelpon oleh ibuku sendiri dan beliau tidak mengangkat tema ‘uang’ sebagai bahan pembicaraan benar-benar adalah hal yang nggak biasa dan terasa ganjil.
aku bilang pada mom aku sudah makan seperti biasa dengan nada seringan mungkin, jadi teringat juga saat dad bilang bahwa mom sering ingat diriku saat beliau sedang makan
mom juga mendadak bilang satu hal yang nggak terduga, aku tak bisa lupa
“kuliah yang bener…, emang kalo hidup sendiri itu susah, tapi nggak apa-apa. itu namanya berjuang.
jangan lupa puasanya…, masih sering puasa kan?”
deg. aku tidak bisa mengingat kapan terakhir kali aku puasa
dan aku mulai ingat bahwa aku tak memperhatikan diriku lagi. diriku yang benar-benar diriku
Aku hanya terlalu sibuk dengan hal-hal yang tanpa disadari sudah mengambil alih semua waktuku. galau karena hampir 20 tahun –and no exclusive relationship, yet- , stress karena tugas kuliah yang terus bertambah padahal tugas yang lain belum selesai,  mikirin masa depan yang belum tentu mau dibawa kemana, dan masalah jurnal ini?. what a disaster…
ada apa dengan semua itu. aku hampir menenggelamkan diriku dalam semua hal itu. dengan kata lain yang lebih blak-blakkan bisa juga dikatakan bahwa: “I am selfish, miserable and pathetic”.
Tidak ada yang salah dengan 29 giving challenge, bahkan honestly…that was awesome. Banyak perubahan yang terjadi selama aku melakukan pemberian itu, hanya saja aku merasa belum cukup pantas untuk menjalankannya. Ada banyak hal yang harus kuperbaiki dalam caraku menjalani hidup dan 29 giving challenge bukan jalan itu.
Aku tidak akan berhenti melakukan pemberian,...aku akan mencoba disetiap ada kesempatan. Aku hanya sedang berusaha memberi ruang untuk diriku sendiri untuk merasakan apa saja yan telah terjadi, apa yang sedang terjadi. Itu saja. Tanpa disertai dengan tanggung jawab –menulis maksudnya- yang tiap hari harus kulakukan karena kadang itu membuatku tertekan juga rasanya.
Aku ingin menghargai diriku sendiri untuk saat ini dengan belajar memandang diriku sebagai sosok yang terpisah, tidak terus-menerus hanya terdiri dari unsur aku. melainkan pikiranku, tubuhku dan semangatku, tiga konsep terpisah yang harus diperhatikan dengan intensitas yang setara.
well…aku percaya bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia, begitu juga dengan 29 giving challenge ini. beri aku sedikit waktu untuk kembali menjadi diriku ditengah kekacauan emosional yang kurasa sedang menerpaku.
aku akan memulai hidupku dari awal lagi…
wish me luck!
:)

Komentar

  1. SEMANGAT.....!!
    20 TAON? ALL IS WELL ^^

    BalasHapus
  2. Yasudah. Tar dilanjutin kalo udah siap memulai lagi aja. :)

    BalasHapus
  3. terima kasih kawan-kawan atas perhatiannyaaaaa
    jadi terharuuuuu

    BalasHapus

Posting Komentar

Find de lesson already?
I hope so.
thanks for the comment anyway :D

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home