Pendidikan dilematis -versi saya-

Banyak yang mengatakan bahwa melalui pendidikan, kita akan mampu meraih masa depan yang lebih baik, orang tua saya mengatakan hal yang serupa, begitu pula dengan nenek saya, tetangga saya, teman-teman saya, dan hampir semua orang terdekat saya. Sampai disini, saya rasa apa yang mereka katakan memanglah benar, tidak ada yang menyangsikan hal tersebut.Pendidikan adalah salah satu solusi yang efektif untuk menanggulangi beberapa permasalahan yang menyangkut kesejahteraan masyarakat. Dengan pendidikan, kita akan mampu mengembangkan sumber daya kita sebagai manusia, dengan pendidikan, kita tidak mudah dibodohi, dengan pendidikan, kita memiliki kesempatan untuk memilih akan jadi apa diri kita nanti di masa depan, dan dengan pendidikan, kita tidak harus menjadi buruh di negeri orang.Pertanyaannya adalah, “Pendidikan macam apa yang benar-benar mampu mewujudkan itu semua?”

Definisi Pendidikan Saat Ini 
Tujuan orang untuk menempuh pendidikan saat ini memiliki perbedaan dengan tujuan orang menempuh pendidikan tujuh puluh tahun yang lalu dimana negara kita belum merdeka dan dibutuhkan ilmu untuk mewujudkan kemerdekaan tersebut. Salah satu faktor penyebab perbedaan ini adalah aspek pola hidup yang mengalami perubahan secara terus-menerus. Dinamika penduduk yang semakin lama semakin kompleks menuntut semua orang untuk beradaptasi agar mampu menghadapi kompetisi-kompetisi yang ikut berkembang sejajar dengan modernitas dan kemajuan teknologi karena bagi yang tidak dapat mengimbangi perubahan tersebut bisa dipastikan akan tertinggal, layaknya hukum evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin mengenai keberadaan seleksi alam, dimana yang kuat yang bisa bertahan. 
Saat ini pendidikan tidak hanya semata-mata ditempatkan sebagai cara untuk meningkatkan sumber daya dan pengetahuan, tetapi lebih kepada batu pijakan untuk mendapatkan gelar beserta transkip nilai yang diminta oleh perusahaan-perusahaan sebagai syarat dalam penerimaan tenaga kerja. Cara pandang inilah yang selama ini menyusup kedalam inti pemahaman masyarakat yang secara perlahan tetapi pasti telah menggeser kedudukan fungsi dasar pendidikan dan secara otomatis ikut mempengaruhi sistem dan metode penyampaiannya.
Nilai yang diwujudkan diatas kertas berjudul ‘lembar evaluasi/rapor/transkrip nilai’ menjadi begitu penting, dan semua pihak tidak meyadari ada sesuatu yang salah dengan konsep ini. Dari semenjak Sekolah Dasar, kita sudah diajari berkompetisi untuk mendapatkan nilai yang tertinggi dan ranking yang terbaik. Menjadi nomor satu seolah adalah tujuan kenapa kita disekolahkan dan apabila kita berada di peringkat terakhir maka predikat bodoh dan malas akan dengan cepat melekat pada diri kita dan seolah-olah kita menjadi manusia paling tidak kompeten. Tidak ada orang yang mau berada di urutan terakhir, oleh karena itulah berbagai cara dilakukan untuk menghindari ‘kekalahan’ tersebut, namun tidak selamanya cara yang dilakukan berupa kompetisi yang sehat dan bersifat positif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home