Mendadak pengen jadi Lurah (atau camat?)

sebenernya..., saya adalah salah satu manusia yang menobatkan diri sebagai makhluk yang berpandangan skeptis dengan yang namanya politik. dan mungkin karena Tuhan ingin meyadarkan saya, -namun tidak ingin melalui cara kekerasan seperti dengan membuat saya kepentok tiang listrik untuk yang kedua kalinya agar otak saya sedikit berisi hal positif- maka Tuhan mengirimkan misi bertaraf internasional-semi spiritual kepada saya melalui penurunan tugas mata kuliah teori keruangan bertema "hubungan Politik dan Wilayah", di situ...sumpah, baru kali itu diriku ini menbaca apa yang namanya definisi politik dan kosakata baru yang jadi jargon dalam dunia perpolitikan.menuliskan kata politik dalam search engine 'google' menjadi salah satu momen sakral untuk tahap penetralan cara pikir saya -hahaha, lebay yah?-
dulu...saat mendengar istilah politik, yang terlintas pertama kali di otak saya adalah korupsi, suap, dan jabatan tinggi. tapi sekarang, uhm...ada kata kesejahteraannya boooo,
menurut Undang-Undang RI no 24 tahun 1992,  Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan (segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik) khususnya dalam negara.
disini tidak tertera tulisan korupsi, kolusi maupun nepotisme.see... politik is good guys, hanya saja beberapa aktor pelaksananya yang mungkin khilaf dan  jauh -atau menjauhi?- kata good
beberapa hari yang lalu, saya berdiskusi dengan salah satu teman saya, rendy mengenai cita-cita. saya mengatakan bahwa saya tidak punya cita-cita, dan -saat saya giliran bertanya cita-cita apa yang dia punya, saat itu dia menyebutkan satu profesi yang diimpikannya kelak di masa depan dan menurut saya...waw, that is big thing
dia menyatakan ingin menjadi salah satu orang berkedudukan di pemerintahan agar bisa menciptakan perubahan, perubahan menuju sesuatu yang baik, lalu diri saya ini dengan putus asanya mengatakan bahwa kita tidak akan bisa membuat berubahan jika kita hanya sendirian, apalagi yang kita hadapi bukanlah satu atau sekelompok individu, melankan sistem. dan tahu dia bilang apa...
"makanya, ayo kamu juga...kita bersama-sama membuat perubahan"
dan saya jadi berfikir.-bukan kepentok-
benar juga ya.
meski tidak bisa merubah sesuatu yang besar, dengan modal kedudukan dan wewenang, kita bisa sedikit memperbaiki apa-apa yang berada di bawah wewenang kita. Yaaa...mungkin tidak muluk-muluk semacam menjadi presiden atau wakil presiden, cukup dimulai dari taraf yang lebih sederhana, yang lebih realistis, yaitu menjadi lurah, atau camat.
dengan menjadi 'seseorang', kita punya kekuatan untuk didengar, untuk dipatuhi, dan untuk dipertimbangkan.
iya kan?,
lalu saya mulai membayangkan apa yang bisa saya lakukan jika saya menjadi camat nanti, apakah itu membawa kecamatan/kelurahan yang saya pimpin kearah yang baik atau malah sebaliknya, atau malah menimbun harta -nah, ini dia nih, virus paketan yang selalu jadi embel-embel dari sebuah kekuasaan-
well...saya rasa saya sudah oke juga punya alternatif cita-cita dulu sebelum menemukan cita-cita yang sebenarnya

Komentar

  1. semangaaaat bu lurah....:)

    BalasHapus
  2. oh pasti ...
    tenang sil, dirimu akan jadi pilihan pertama sebagai ajudanku jika aku beneran jadi lurah (tapi kok bu lurah, nggak keren amat yak panggilannya)

    BalasHapus

Posting Komentar

Find de lesson already?
I hope so.
thanks for the comment anyway :D

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home