Saya tidak kenal apa itu bakat

Pernah dengar kalimat, "setiap orang di dunia dilahirkan dengan bakat yang berbeda-beda", atau "setiap manusia dilahirkan dengan kelebihan masing-masing"?

saat ini umur saya -hampir- 20 tahun, dan rasanya sudah saatnya untuk mencari tahu apa sebenarnya bakat dan kelebihan saya.

kalian tahu...saya suka menulis, tapi kadang...saya merasa tidak dilahirkan untuk menjadi penulis.
tau kenapa saya berpikir seperti ini?
-hehe, curhat dikit ya- beberapa hari yang lalu untuk pertama kalinya saya mengikuti sebuah kompetisi menulis essay dengan tema pendidikan, yeah...sebenarnya saya tidak terlalu suka berkecimpung dengan topik-topik yang berat sih, hanya saja saya tergiur dengan hadiah yang ditawarkan, dan endingnya jelas bisa ditebak kan?, saya tersisih, dengan kata lain saya Gagal Total, dari situlah saya mulai berpikir, apakah saya masih pantas untuk sok-sok an menulis lagi?
atau sia-sia saja buat saya untuk terus menulis jika saya sendiri sebenarnya tidak memiliki bakat menulis?
dari kegagalan ini saya mulai ragu dengan kemampuan saya sendiri, kompetisi yang tadinya saya pikir bisa membantu saya dalam aktualisasi diri malah membawa saya kedalam keraguan tentang apa yang bisa saya lakukan untuk diri saya sendiri.

tapi, lalu datanglah pemikiran lain di otak saya,

saya pernah menonton satu film dimana saya masih ingat betul ada satu scene yang membuat saya termenung,...dialognya seperti ini:
A:"ada beberapa orang yang memang tidak dilahirkan untuk menari, dan aku adalah salah satunya"
B:"apakah kau suka menari?"
A:"ya, aku sangat cinta menari, tapi aku tidak dilahirkan untuk menari"
B:"apakah kau suka menari?"
A:"ya, aku sudah bilang aku suka menari tapi-"
B:"kalau begitu kau dilahirkan untuk menari"

hahaha, nggak jelas banget yak?
intinya disini adalah, Saya mulai berfikir ulang tentang kalimat 'semua orang memiliki bakat masing-masing'
apa sih bakat itu? yang namanya bakat malah kadang menjadi batasan untuk mengejar apa yang menjadi minat kita. Jika tidak ada garis abstrak pemisah bernama bakat dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam mengeksplorasi diri, maka akhirnya kita akan menemukan jati diri kita dalam segala hal yang kita kerjakan, tidak peduli itu memang bakat yang diberikan untuk kita ataukah hasil dari kerja keras kita.
 toh, saya baru gagal sekali, masa iya saya mau berhenti menulis hanya karena dijatuhkan oleh satu kompetisi yang diikuti ribuan orang lain yang mungkin saja diantara mereka juga pernah mengalami kegagalan yang sama, dan mungkin juga lebih dari satu kali dan memang sebenarnya lebih berhak untuk menang ketimbang saya yang masih belum maksimal dalam berusaha.

jadi malu sendiri rasanya menyalahkan bakat untuk sebuah kegagalan. 
oke...mulai sekarang saya tidak akan peduli dengan kemungkinan bakat apa yang saya miliki, jika saya suka menulis, maka saya akan menulis.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home