Mengurai masalah seperti soal PKn


Kalian tahu,
Kata orang, kalau kita udah dewasa, maka kita punya kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang hak dan mana yang bathil.
Tapi,...nyatanya tidak
Maksudku, kadang bener2 tidak mudah.
Ada kalanya kita dihadapkan pada suatu situasi yang sangat rumit sehingga kita tidak bisa dengan begitu saja memutuskan ini yang benar dan itu yang salah.
Cukup sulit.
Karena kebanyakan, suatu hal selalu terkait dengan hal lainnya, seperti efek domino kalo boleh aku bilang, jadi...jika ada satu masalah yang diselesaikan dengan suatu cara tertentu –yang entah benar atau salah-, maka akan ada masalah baru yang timbul sebagai efek dari penyelesaian masalah tersebut. Sederhananya,  itu disebut sebagai ‘resiko’.
Well,...
Karena itulah, beberapa hari ini, aku, sebagai seorang warga negara yang baik hati, tidak sombong dan selalu tertib makan 3x sehari mencoba mencari cara untuk mengatasi masalah ‘kesulitan menyelesaikan masalah’ ini.
Dan akhirnya...-ambil nafas panjang-
aku nemu satu cara,
yaitu dengan... mengurai masalah seperti membaca soal PKn.
Brilian bukan???
Yep benar, harusnya saya dapet penghargaan nobel untuk penemuan kali ini, tapi tidak usah repot2, -gunakan saja hadiah tersebut untuk mengatasi masalah kelaparan-. karena sekali lagi saya katakan saya adalah warga negara yang baik dan tidak sombong.
Jadi,
Ngerasa nggak sih, soal PKn yang selalu kita kerjakan pas SD ato SMP itu merupakan suatu contoh dari konsep penyederhanaan masalah dimana opsi jawabannya selalu tersedia secara jelas ?
Misalnya gini, mari kita angkat satu kasus dengan menganalisa satu soal PKn.
Soalnya seperti ini,
·      Pertanyaan:
“Saat ujian kenaikan kelas, Ina melihat Budi yang duduk di sampingnya memberikan contekan kepada Inu yang duduk dibelakangnya. Lalu apa yang akan kamu lakukan seumpama kamu adalah Ina?

·      Jawaban:
a.    Mengadukan Budi pada pengawas ujian
b.    Diam saja, tetapi setelah ujian selesai kamu akan menasehati Budi agar tidak mengulangi perbuatannya lagi
c.    Pura-pura tidak tahu dan terus mengerjakan ujian
d.    Menegur Budi disaat itu juga

See, dari opsi jawaban diatas, seolah2 jawaban yang benar dan tindakan yang paling tepat sudah dikasih lihat tepat didepan mata kita. Dan dengan sangat yakin dan penuh rasa percaya diri kita tinggal menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan kode etik PKn dimana jawaban paling muluk adalah jawaban paling benar (akhir2 ini metode ‘jawaban paling panjang pastilah jawaban yang benar’ sudah mulai tidak laku), berarti kalo nggak A ya B. Dan kita akan langsung mendapat nilai memuaskan untuk mata pelajaran tersebut. Kita berhasil sebagai seorang manusia sosial dilihat dari kacamata PKn.
Begitulah, sesederhana itu...
Tapi, iya ada tapinya...




Mari kita lihat fakta dibalik soal itu yang sebenernya,
FAKTA 1
·      Pertanyaan:
“Saat ujian kenaikan kelas, Ina melihat Budi yang duduk di sampingnya memberikan contekan kepada Inu yang duduk dibelakangnya. Lalu apa yang akan kamu lakukan seumpama kamu adalah Ina?

·      Jawaban:
a.    Mengadukan Budi pada pengawas ujian (faktanya, setelah mengadukan Budi secara frontal didepan teman2, lebih baik kamu mengambil cuti selama satu semester karena setelah ujian selesai otomatis riwayatmu juga selesai karena kamu akan segera tamat dikucilkan oleh anak2 satu kelas yang menganggap kamu bukan lagi bagian dari persatuan pelajar)
b.      Diam saja, tetapi setelah ujian selesai kamu akan menasehati Budi agar tidak mengulangi perbuatannya lagi (faktanya, coba deh bayangin kamu abis ujian nyolek Budi dan tiba2 aja gitu kau nasehatin si Budi kalo menyontek itu tidak baik –dengan background burung2 berkicau dan kamu jadi punya sayap-, mennn...siapa elo gitu, guru agama?. Yang ada, Budi akan megira kita suka sama dia karena kita terkesan kelewat perhatian dengan keselamatan masa depannya)
c.       Pura-pura tidak tahu dan terus mengerjakan ujian (faktanya, kita akan aman, nyaman, langit tetap biru dan matahari terus bersinar)
d.    Menegur Budi disaat itu juga (faktanya, setelah ujian selesai kamu bisa aja dihadang di pojokan sekolah buat digebukin Budi yang membawa satu pleton pasukan genk anti.anak.suka.ikut.campur)
FAKTA 2
·      Pertanyaan:
“Saat ujian kenaikan kelas, Ina melihat Budi yang duduk di sampingnya memberikan contekan kepada Inu yang duduk dibelakangnya. (karena Budi kasihan dengan Inu yang baru saja sembuh dari sakitnya selama 3 minggu karena stress dalam menghadapi ujian akhir dan tuntutan dari orang tuanya agar lulus dengan nilai yang baik). Lalu apa yang akan kamu lakukan seumpama kamu adalah Ina?

Kedua fakta diatas mempengaruhi keputusan apa yang akan kita ambil. Permasalahan yang ada jadi tidak sesederhana sebelumnya, permasalahan yang terjadi pada dunia nyata jadi benar2 tidak sesederhana sebelumnya.
Lalu apa yang harus kita lakukan?, haruskah kita mengambil jawaban yang sama seperti sebelumnya meski situasinya sudah berbeda?
Itulah apa gunanya menguraikan masalah seperti soal PKn. Mungkin memang soal Pkn tidak bisa kita bilang sebagai contoh permasalahan yang  valid karena soal tersebut memberikan kita opsi jawaban tanpa menuliskan resiko yang akan kita dapat setelah kita memilih satu opsi.
Namun, dengan tidak mengetahui resiko dibalik opsi jawaban tersebut, maka kita jadi bisa memilih langkah yang akan kita ambil dengan benar. Well...mungkin memang menguraikan masalah kita dengan konsep penyederhanaan seperti soal PKn tidak akan begitu saja membuat kita mengambil keputusan yang benar, akan tetapi...melalui penyederhanaan ini paling enggak kita sudah bisa menguraikan opsi2 yang akan kita pilih dengan jelas dan lebih mudah untuk dipertimbangkan (berasa nggak sih, kadang kalo kita menghadapi sebuah masalah yang rumit, maka bawaannya otak rasanya penuh banget ampe kadang berasa nggak ada satu pun solusi di otak kita?, kalo aku sih sering berasa gitu, hehe, maklum, kapasitas otak rendah, jadi kemasukan ‘file masalah’ sedikit diatas 700 megabyte aja langsung lemotnya ngga ketulungan, trus keluar deh tulisan not responding)
So...hehe, itu dia solusi dari saya, kurang lebihnya sama minta tambah maaf, semoga bisa bermanfaat dalam menambah quota permasalahan anda, wkwkwk. Kidding.
Truly, dengan tulus saya berdoa semoga masalah kamu dan aku –maksudnya masalah punyamu dan masalah punyaku- cepet selesai. amen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home