Satu hari yang membuatku serasa ingin mati


Sebelom menulis nih postingan, aku mo ngucapin selamat dulu boleh yaaaaa
Selamat hari raya idul Adha..., selamat berbahagia dengan keyakinan akan kebesaran-Nya yang tiada putus-putusnya.
Selamat berpesta dengan kambing dan sapi yang hari ini baru naek pamor dan meraja-lela dimana2
:)
Well...back to the topic
Kalian tahu...sesuatu yang memiliki awal pastilah punya akhir juga.
Seperti film yang aku tonton, selalu ada introduction, klimaks dan ending
Seperti hari yang kita lewatkan...selalu ada titik dimana hari itu akan berganti dengan hari berikutnya
Lalu apa lagi kah yang berakhir hari ini?
Ok, sebenernya belum akhir sih, tapi sangat mendekati akhir kalo orang2 bilang.
Hari ini aku dikabari orang rumah kalo simbah koma.
Mau tahu rasanya gimana?
Rasanya mau mati!.
Aku dengan durhakanya malah berada di kost, berkutat dengan tugasku yang setelah dipikir2 nggak akan nambah umur meskipun kelak aku dapet A. Aku nggak ada disana, dimana simbah akan selalu dengan girangnya menyambut cucu ternakalnya pulang ke rumah.
Aku durhaka, dan aku adalah segoblok –segobloknya manusia.
Tapi sebagai pembelaan, aku bener-bener mau pulang, tapi aku tidak bisa. T.T. sumpah, aku mau pulang tapi aku nggak bisa. Aku nggak bisa.
Aku rela dapet C, tapi nilai temen2ku juga akan nyangkut dengan hasil perbuatanku.
Aku tidak bisa pulang.
Aku sebodoh-bodohnya manusia.
“simbahku, simbahku tercinta, simbahku tersayang
Maaf ya, aku nggak bisa pulang”

Aku belum pernah kehilangan orang terdekatku, belum pernah sekalipun.
Rasanya seperti mau mati.
Rasanya seperti patah hati, tapi sedikit lebih parah,
Oleh karena itu,
“Ya Allah...
Aku tau simbahku sudah tua,
Aku tahu semua yang bernyawa akan berpulang juga,
Tapi...rasanya kenapa sesakit ini?
Allah, kuatkanlah simbahku dimanapun beliau berada,
Simbahku orang yang baik kok Tuhan, jadi tolong perlakukan simbah dengan baik juga.”

Dan untuk kalian, yang belum pernah merasakan sesuatu yang dinamakan ‘nyaris kehilangan’
Seringlah berfikir, seringlah merenung,
Dan hargailah waktumu yang berharga selagi kau masih dikasih kesempatan untuk hidup di dunia, bersama dengan orang2 yang berharga.
Jangan seperti aku,
Rasanya bener2 berasa mau mati.
Karena aku ngerasa waktuku untuk  simbah belumlah cukup, sama sekali belum cukup.
Tapi satu yang sedikit melegakan.
Simbahku orang yang baik, jadi...aku percaya Tuhan akan memperlakukan simbahku dengan adil, karena Tuhan maha Adil.

Aku sebelumnya tak pernah berpikir tentang kehilangan.
Dan disaat kehilangan sudah serasa begitu dekat,
Banyak sekali hal yang membuatku berpikir
Tentang rasa sakit yang harus kutanggung. Tentang seberapa jauh dan absurdnya tempat yang akan dituju setelah semua ini berakhir. Tentang ‘what the hell are we doing here????’. Tentang betapa berharganya seseorang di dekat kita, waktu kita, kesempatan kita, kenangan kita, ilmu kita, kesadaran kita, rasa sayang kita. Tentang air mata yang tidak mau berhenti mengalir yang dengan jelasnya menunjukkan kedangkalanku dalam memahami takdir dan Kehendak Tuhan. Tentang hidup yang berputar dan mendadak aja gitu tiba2 roda hidup orang lain yang begitu dengan dekat kita melambat dan kita tahu bahwa tidak butuh waktu lama roda tersebut akan berhenti. Tentang kehilangan yang bener2 nggak ada kata kembali, nggak ada istilah ‘sampai bertemu lagi’. Berpikir tetang semua ini membuatku lagi2 hanya bisa menangisi semua yang telah lewat didepanku begitu saja.
Aku adalah serugi2nya manusia.
Daya ingatku memang buruk, tapi aku tidak tahu akan seburuk ini efeknya hanya karena aku lupa bahwa kematian itu bisa datang dengan tiba-tiba.
Aku adalah serugi-ruginya manusia.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home