#1. My first day giving present…


well, ok.
first, I want to confess, actually…this is NOT my first day dalam tantangan 29 giving challenge karena pemberian pertamaku sudah kumulai sejak rabu, 16 maret 2011, itu berarti 2 hari yang lalu dan hari ini –semoga- menjadi hari ketiga.
aku tidak tahu kenapa begitu sulit untukku mempercayai tantangan ini –sama seperti dengan yang dialami Cami Walker sebelum dia memulai pemberiannya-, tapi lalu aku tersadar dengan alasan ketidak percayaanku. rasa tidak percayaku menunjukkan adanya expectation dalam alam bawah sadar diriku akan terjadinya sebuah perubahan, padahal aku sendiri secara sadar menyatakan ketakutan akan harapan yang timbul jika aku melakukan tantangan ini. kesimpulannya adalah aku tidak ingin melihat untung dan rugi, lagi.
aku mengerti aku sudah salah, dan berpikir ulang…
“kenapa tidak kuteruskan saja, tanpa pengharapan apa-apa?”
dan itulah yang sedang kulakukan sekarang.
pemberian pertamaku adalah kepada seorang pengamen dalam bus kota yang tiap hari mengantar-jemputku ke kampus. pengamen yang satu ini kadang berasa ganggu banget karena kurasa dia termasuk melayu holic –dilihat dari lagunya- yang dikombinasi sesuka hati dengan paham rasta –dilihat dari rambutnya dan aksesorisnya-, bayangin seorang rastafara demen nyanyi melayu???. selalu lagu yang sama, tidak kemaren, tidak hari ini, atau mungkin besok, selalu lagu yang sama, dan dengan opening yang sama…
“halo adek…ibu, Embak…assalamualaikum…”, diucapkan dengan gaya playboy sok cool kelas ulung
dan tempo yang di perlambat untuk menciptakan kesan ganjil eksklusif.
“demi cinta yang  membara
aku rela menggenggam bara api
demi cinta…”,see.. aku bahkan ngeri sendiri saat menyadari aku sampai hafal lagu itu.
hahaha, but it’s doesn’t matter.
yang penting aku sudah melakukan pemberianku.
dan aku ingin menambahkan tentang sesuatu yang aneh yang terjadi di malam harinya, tapi satu yang ingin kutegaskan disini adalah…
aku tidak ingin mengkaitkan kejadian ini dengan pemberianku.
hari itu adalah hari terakhir untukku mengejar deadline tugas kuliah yang kuanggap blur banget yang mengharuskanku belajar kilat cara merekayasa harga tanah dan perumahan. membayangkan laptopku yang sedang ngadat karena ada beberapa tombol yang tidak mau bekerja –tombol huruf W,R,P,=,2,4,9,dan spasi- benar-benar membuat hari itu terasa berat banget.
aku memulai tugasku jam 7 dan dua jam kemudian aku baru dapat mengetik tidak lebih dari dua halaman dengan keyboard virtualku. bayanginnnnnn, 2 jam dan baru 2 lembar? biasanya aku akan ngambek, menutup leptopku, pergi tidur, dan selesai.
tapi hari  itu aku sudah bekomitmen untuk belajar bersabar, sehingga aku tetap meneruskan mengetik huruf demi huruf.  dan tebak apa yang terjadi!
mendadak semua tombol kembali aktif –setelah hampir 2 bulan mengalami stroke dan lumpuh setengah-, aku bisa menyelesaikan sisa tugasku yang kurang 5 halaman dalam waktu satu setengah jam.
apa yang bisa kukatakan?, aku hanya…Oh God, this is awesome. mungkin kejadian ini memang akan kalah keren jika saja dibandingkan dengan skenario aku kejatuhan duit satu gepok entah darimana dan ada tulisan di bungkusnya ‘pergunakan dengan baik’. tapi…jangan dilihat dari nilainya, melainkan lihatlah dari sisi emeregency nya. aku sungguh-sungguh menghargai apa yang telah Tuhan berikan padaku hari itu
terima kasih Tuhan…

Komentar

  1. owh...pantesan tadi nanya ituh...hhaaa

    BalasHapus
  2. nggak usah buka-buka rahasia dehhhhhh :)

    BalasHapus
  3. ahihihihiiiii... :D bacabaca aaahh,,,
    bagus juga blogmu tuuunnn...
    ahihihihiiii,,,, :D :P

    BalasHapus
  4. ahhhhhh, pritaaaaaa, emang bagus hahaha. baru tahu ya???
    ahihihihihhi juga

    BalasHapus

Posting Komentar

Find de lesson already?
I hope so.
thanks for the comment anyway :D

Postingan populer dari blog ini

Moving Out

Jakartan, Mall, and Things in between

Home